Friday, 26 April 2024

Search

Friday, 26 April 2024

Search

Pentingnya Peran Orang Tua dan Pemerintah dalam Upaya Mengatasi Stunting 

JAKARTA-Stunting merupakan masalah gizi kronis yang diakibatkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan anak memiliki tinggi badan lebih pendek daripada anak seusianya. 

Masalah gizi stunting menjadi salah satu perhatian paling serius bagi pemerintah.

Stunting mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik, motorik, maupun mental. Kemudian dampak jangka panjang yaitu menurunannya kemampuan berpikir, metabolisme tubuh yang tidak optimal, sehingga terjadi penurunan prestasi belajar dan produktifitas anak-anak. 

Orang tua memiliki peran yang paling penting dalam fase kehidupan anak dari bayi, balita, masa prasekolah, hingga seterusnya. Peran orang tua dalam pencegahan stunting dapat dilakukan pada masa emas 1000 hari pertama kehidupan, yaitu saat anak baru lahir hingga usia 2 tahun.

Asi Eksklusif menjadi satu-satunya yang diberikan bagi anak baru lahir hingga usia 6 bulan. Ketika anak berusia kurang dari 6 bulan, jangan memberikan makanan apapun selain ASI.

Diketahui menurut laman kemkes.go.id, ASI Eksklusif berpotensi menurunkan resiko anak terkena stunting karena zat gizi mikro dan makro yang terkandung sangat baik bagi anak usia dibawah 6 bulan.

Setelah anak menginjak usia 6 bulan keatas, baru dampingi dengan Makanan Pendamping Asi (MPASI) secara bertahap sesuai usianya. MPASI bermanfaat untuk melengkapi zat gizi yang sebelumnya hanya berasal dari ASI.

Selain itu, pola asuh orang tua dan kebersihan di rumah menjadi faktor penting dalam mendukung tumbuh kembang anak agar optimal. Dibutuhkan pengetahuan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi para orang tua untuk menerapkannya. Dalam hal ini, peran pemerintah menjadi salah satu yang dapat membantu.

Sementara itu, peran pemerintah dalam upaya penanganan stunting yaitu melalui intervensi gizi sensitif dan intervensi spesifik. Intervensi spesifik dibagi menjadi 3, yaitu pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, serta peningkatan asupan gizi.

Lalu, pelaksanaan konsultasi ibu hamil 4-6 kali oleh tenaga kesehatan seperti dokter agar bisa segera diberikan intervensi. Dan yang terakhir yaitu pemerintah menyiapkan untuk melengkapi seluruh Puskesmas dengan USG untuk memantau perkembangan janin selama kehamilan. 

Sementara, intervensi gizi sensitif merupakan intervensi pendukung untuk percepatan penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi, pemberian bantuan makanan bergizi seperti program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pendidikan anak usia dini (PAUD), bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), fortifikasi bahan pangan, dan masih banyak lagi.

Apabila para orang tua mampu melaksanakan pola asuh yang tepat dan masyarakat melaksanakan dengan baik program pencegahan stunting yang telah dicanangkan pemerintah, maka tentunya prevalensi stunting di Indonesia lambat laun akan menurun, sehingga bukan tidak mungkin akan menciptakan generasi emas bebas stunting di masa depan.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media