Internationalmedia.co.id – News melaporkan sebuah tragedi lingkungan yang menggemparkan di Laut Hitam. Lebih dari dua lusin mamalia laut ditemukan mati setelah tumpahan minyak dari kapal tanker Rusia pada bulan lalu. Temuan mengerikan ini diungkap oleh pusat penyelamatan lumba-lumba, yang tengah berjibaku menghadapi dampak bencana tersebut.
Insiden bermula pada 15 Desember 2024, saat dua kapal tanker tua Rusia terperangkap badai di Selat Kerch. Satu kapal tenggelam, sementara yang lain kandas, mengakibatkan tumpahan sekitar 2.400 ton mazut—bahan bakar minyak berat—ke perairan sekitar.

Pusat Delfa Rusia, lembaga penyelamat dan rehabilitasi lumba-lumba, mencatat angka kematian yang mengejutkan: 61 cetacea (paus, lumba-lumba, dan pesut). Dari jumlah tersebut, 32 ekor "kemungkinan besar" menjadi korban tumpahan minyak. Kondisi bangkai menunjukkan sebagian besar kematian terjadi dalam 10 hari pertama pasca-bencana.
Korban terbesar adalah lumba-lumba Azov, spesies yang mirip lumba-lumba pelabuhan namun berkerabat dekat dengan beluga dan narwhal. Upaya pembersihan yang dilakukan Kementerian Darurat Rusia terhambat oleh cuaca buruk. Meskipun telah dibersihkan lebih dari 68 kilometer garis pantai, ratusan relawan masih berjuang melawan kontaminasi di pantai Krimea dan Rusia selatan. Kesulitan pembersihan disebabkan oleh sifat mazut yang padat, berat, dan tak mengapung di permukaan. Misteri kematian puluhan mamalia laut ini masih terus diselidiki.