Internationalmedia.co.id – News melaporkan sebuah peristiwa dramatis di Korea Selatan. Upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol, yang telah dimakzulkan, atas dugaan pelanggaran penerapan darurat militer gagal total. Penyidik dan jaksa negara menghadapi perlawanan sengit dari pasukan keamanan presiden dan pendukung garis kerasnya.
Insiden bermula Jumat dini hari (3/1/2025) ketika penyidik tiba di kediaman Presiden Yoon di Seoul. Mobil-mobil yang membawa tim investigasi dari Kantor Investigasi Korupsi (CIO), dikawal ketat polisi, terlihat memasuki area tersebut. Namun, upaya penangkapan langsung dihadang. Pasukan keamanan presiden memblokir akses, sementara pendukung setia Yoon berkumpul di depan kediaman, menciptakan barikade manusia.

Menurut laporan AFP, penyidik dan jaksa, termasuk jaksa senior Lee Dae-hwan, berhasil melewati barikade awal. Namun, mereka terhenti oleh unit militer di dalam kompleks kediaman. Yonhap News Agency bahkan melaporkan penolakan Tim Keamanan Kepresidenan terhadap penggeledahan. Situasi ini membuat upaya penangkapan berakhir sia-sia.
Pihak Presiden Yoon tak tinggal diam. Perwakilan hukumnya, Yun Gap-geun, menyatakan surat perintah penangkapan tersebut ilegal karena sedang diajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi dan Pengadilan Distrik Barat Seoul. Mereka mengancam akan mengambil langkah hukum atas upaya penangkapan yang dinilai sewenang-wenang tersebut.
Sementara itu, Partai oposisi mendesak pasukan keamanan presiden untuk kooperatif. Mereka memperingatkan bahwa penghadangan penangkapan dapat berujung pada tuntutan hukum atas tuduhan menghalangi tugas resmi dan terlibat pemberontakan. Sebaliknya, Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa menilai upaya penangkapan tersebut tidak masuk akal.
Akhirnya, CIO secara resmi menyatakan pembatalan upaya penangkapan. Alasannya, kebuntuan yang terjadi dan kekhawatiran akan keselamatan personel di lokasi memaksa mereka menghentikan operasi. Presiden Yoon, untuk saat ini, lolos dari jeratan hukum. Perkembangan selanjutnya masih dinantikan.