Strategi Baru Penempatan Jemaah Haji: Apa Manfaatnya?

Strategi Baru Penempatan Jemaah Haji: Apa Manfaatnya?

Sistem penempatan jemaah haji Indonesia di hotel Makkah kini berbasis syarikah, bukan lagi kloter. Internationalmedia.co.id melaporkan, kebijakan ini dijelaskan Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, sebagai upaya optimalisasi layanan dan koordinasi di lapangan. Delapan syarikah melayani jemaah tahun ini: Al-Bait Guest, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Alrifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.

Muchlis menjelaskan, sistem berbasis syarikah ini krusial untuk kelancaran layanan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Pengelompokan ini memudahkan mobilisasi dan memastikan layanan optimal sesuai standar pemerintah. Meski demikian, penempatan jemaah di Madinah masih berdasarkan kloter. Setelah tiba di Makkah, jemaah dikelompokkan berdasarkan syarikah, dan dikembalikan ke kloter asal saat kepulangan. Hal yang sama berlaku untuk jemaah gelombang kedua yang tiba di Jeddah.

Strategi Baru Penempatan Jemaah Haji: Apa Manfaatnya?
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Sistem ini memang menimbulkan kekhawatiran akan pemisahan keluarga. Muchlis mengakui adanya pasangan suami istri, orang tua dan anak, bahkan jemaah disabilitas yang terpisah dari pendampingnya karena perbedaan hotel. Namun, ia memastikan semua jemaah tetap mendapatkan layanan sesuai haknya, dan pemerintah terus berupaya meminimalisir dampak negatif serta berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi untuk mencari solusi terbaik.

Hingga kini, 92.437 jemaah telah berangkat ke Madinah dalam 235 kloter, dengan 65 kloter (25.547 jemaah) telah tiba di Makkah. Upaya percepatan distribusi kartu Nusuk, ibarat ‘paspor haji’, juga tengah dilakukan untuk mempermudah aktivitas jemaah. Kerjasama erat antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi terus dijalin, bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan ibadah haji bagi seluruh jemaah.

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar