Internationalmedia.co.id melaporkan klaim saling serang antara Rusia dan Ukraina terkait gencatan senjata Paskah yang diumumkan Presiden Vladimir Putin. Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina melakukan pelanggaran gencatan senjata dengan melancarkan serangan besar-besaran. Mereka mengklaim lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak dan 444 penembakan posisi Rusia terjadi. Akibatnya, Rusia menyatakan sejumlah warga sipil tewas dan infrastruktur rusak di wilayah perbatasan Bryansk, Kursk, dan Belgorod. Namun, klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen di medan perang. Pihak Rusia juga menambahkan bahwa mereka telah menguasai Novomikhailivka di Ukraina timur sebelum gencatan senjata diumumkan.
Di sisi lain, Ukraina membantah tuduhan tersebut dan menyatakan tetap menjadi sasaran serangan Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidatonya menyebut serangan Rusia terus berlanjut di beberapa bagian garis depan, bahkan setelah Putin mengumumkan gencatan senjata. Zelensky melaporkan ratusan penembakan pada Sabtu malam dan 59 penembakan serta lima upaya serangan pada Minggu pagi. Ia mendesak Rusia untuk menghormati gencatan senjata dan menyatakan kesediaan Ukraina untuk memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari, namun menegaskan bahwa jika serangan Rusia berlanjut, Ukraina akan membalas. Pernyataan saling klaim ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai komitmen kedua belah pihak terhadap gencatan senjata dan masa depan perundingan damai. Situasi di lapangan tetap tegang dan memanas.
