Perang antara Israel dan Hamas memasuki babak baru. Internationalmedia.co.id melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan militernya untuk meningkatkan tekanan terhadap Hamas. Langkah ini diambil setelah Hamas menolak tawaran gencatan senjata sementara yang diajukan Israel. Alih-alih gencatan senjata, Hamas menuntut kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang, termasuk pembebasan sandera sebagai syarat utama.
Dalam pidato Sabtu malam, Netanyahu menegaskan komitmen Israel untuk berjuang hingga menang, meski mengakui perang ini berbiaya mahal. Ia menyatakan tak punya pilihan lain selain terus berjuang demi eksistensi negara. Upaya mediasi Mesir untuk mencapai gencatan senjata juga menemui jalan buntu. Israel sebelumnya telah membebaskan 38 sandera sebagai bagian dari gencatan senjata sementara, namun Hamas menolak tawaran lanjutan.

Tawaran terbaru Israel mencakup pembebasan 1.231 tahanan Palestina dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sebagai imbalan atas pembebasan 10 sandera yang masih ditahan. Namun, Hamas menolaknya. Seorang pejabat Hamas, yang juga kepala negosiator, menyatakan bahwa tawaran Israel tersebut merupakan kedok politik Netanyahu dan menuntut kesepakatan komprehensif yang meliputi pertukaran tahanan, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan rekonstruksi Gaza. Mereka menolak keras tuntutan Israel untuk melucuti senjata pejuang Hamas sebagai syarat mengakhiri perang. Perundingan gencatan senjata 45 hari pun berakhir tanpa hasil. Perang terus berlanjut, dan nasib sandera masih menjadi teka-teki.