Internationalmedia.co.id – News melaporkan, ketegangan di medan perang Ukraina kembali meningkat. Rusia mengumumkan telah menembak jatuh delapan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat yang diluncurkan oleh Ukraina. Klaim ini disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu (5/1/2025), yang menyebutnya sebagai eskalasi signifikan. Selain rudal, Rusia juga mengklaim berhasil menghancurkan 72 drone dalam serangan udara tersebut.
Insiden ini memicu ancaman balasan dari Moskow. Rusia menganggap pengiriman dan penggunaan rudal ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer, sebagai tindakan provokatif yang didukung Barat. Beberapa drone dilaporkan dihancurkan di wilayah Leningrad dan Kursk. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan akan membalas serangan menggunakan rudal balistik ‘Oreshnik’ yang berkemampuan nuklir. Rudal ini bahkan sempat diujicoba pada November 2024, menargetkan wilayah Dnipro.

Serangan udara ini juga berdampak pada aktivitas sipil. Kantor berita TASS melaporkan penutupan sementara bandara St. Petersburg akibat serangan drone Ukraina. Gubernur Leningrad, Aleksandr Drozdenko, menyebut serangan tersebut sebagai yang terhebat dalam jumlah drone yang dihancurkan. Seorang pejabat keamanan Ukraina, Andrii Kovalenko, menyatakan bahwa sebuah pelabuhan di Leningrad menjadi target serangan, menganggapnya sebagai infrastruktur penting bagi ekonomi dan militer Rusia.
Di sisi lain, Ukraina juga melancarkan serangan balasan. Mereka melaporkan telah menembak jatuh sekitar 34 drone Shahed buatan Iran dan berbagai jenis drone lainnya dalam serangan Rusia pada Jumat hingga Sabtu malam. Serangan ini mengakibatkan kerusakan di wilayah Chernihiv dan Sumy. Situasi di medan perang semakin mengkhawatirkan bagi Ukraina, yang menghadapi kerugian teritorial di timur dan kekhawatiran akan pengurangan bantuan militer dari pemerintahan Trump mendatang.