Sunday, 19 May 2024

Search

Sunday, 19 May 2024

Search

Vaksin Malaria Belum Masuk Program di Indonesia

JAKARTA(IM) — Hingga saat ini, vaksin malaria belum masuk sebagai program di Indonesia. Alhasil, vaksin malaria belum digunakan sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit itu di negara ini.

“Mudah-mudahan nanti di waktu ke depan kalau vaksin sudah masuk Indonesia, sudah jadi program, ini akan sangat membantu untuk pencegahan malaria, terutama pada anak-anak,” kata dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Kepulauan Seribu, Jakarta, Nur Rahma, dalam talkshow secara daring di Jakarta, Senin (6/5).

Dokter Nur mengatakan, vaksin malaria yang sudah tersedia, yakni RTS dan S. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan vaksin ini sejak 2021 untuk anak-anak.

Mengenai upaya mencegah terkena malaria, khususnya bagi mereka yang bepergian ke daerah endemis malaria, dr Nur menyarankan agar menggunakan losion antinyamuk. Oleskan saat sore menjelang malam.

“Gunakan kelambu berinsektisida untuk menghambat nyamuk masuk ke area tidur,” kata dia.

Selain itu, dr Nur mengingatkan untuk tidak menggantung pakaian habis pakai di balik pintu atau dekat tempat tidur. Sebab, itu bisa menjadi sarang nyamuk Anopheles penyebab malaria.

Dokter Nur mengatakan, upaya pencegahan malaria lainnya ialah  satunya menyiapkan kondisi kesehatan yang optimal. Konsumsi makanan bergizi, khususnya buah dan sayur, makan teratur, dan cukup tidur. Semua ini berperan penting dalam menjaga daya tubuh tetap kuat.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan memiliki target eliminasi malaria sepenuhnya pada 2030. Pencapaian eliminasi ini dilakukan secara bertahap dan tahapan eliminasi malaria. yaitu tingkat kabupaten/kota, provinsi, regional dan nasional.

Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah pusat adalah mendorong komitmen pemerintah daerah, terutama pada daerah endemis tinggi dalam hal pengendalian malaria. Selain itu, dibutuhkan juga dukungan aktif dari segenap pemangku kepentingan dan masyarakat lokal untuk turut berkontribusi secara signifikan dalam pencegahan malaria dan mempertahankan status bebas malaria bagi daerah-daerah yang sudah mencapai status eliminasi malaria.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, kasus malaria pada 2023 sebanyak 418.546 kasus. Angkanya turun dibandingkan 2022, yaitu 443.530 kasus.

Lalu, dari jumlah kasus ini, sebanyak 369.119 di antaranya ditemukan di Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan. Sementara itu, lima provinsi tercatat dianggap berhasil menanggulangi parasit plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina penyebab malaria, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.  tom

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media