Serangan udara skala besar yang dilancarkan Rusia menghantam Ukraina. Internationalmedia.co.id melaporkan, lebih dari 800 drone dan rudal membombardir wilayah Ukraina, menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa. Insiden ini disebut sebagai serangan udara terbesar sejak perang bermula.
Gedung pemerintah di Kyiv menjadi sasaran utama serangan tersebut. Api membakar atap gedung kabinet menteri, menghasilkan asap tebal yang membumbung tinggi ke langit. Petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api, sementara helikopter terlihat menjatuhkan air dari udara. Polisi langsung menutup akses ke area tersebut.

Perdana Menteri Yulia Svyrydenko melalui Telegram menyampaikan keprihatinan atas kerusakan yang terjadi. "Atap dan lantai atas rusak akibat serangan musuh. Tim penyelamat sedang memadamkan api," tulisnya. Ia juga menambahkan kesedihan atas jatuhnya korban jiwa dan tekad untuk memulihkan gedung yang rusak.
Tragedi tak hanya terjadi di gedung pemerintah. Sebuah gedung hunian berlantai sembilan di barat Kyiv juga menjadi sasaran, menewaskan dua orang, seorang ibu dan bayinya yang berusia dua bulan. Lebih dari sepuluh orang lainnya mengalami luka-luka.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan telah mendeteksi 818 kendaraan udara serang, dengan 747 drone dan empat rudal berhasil dicegat. Serangan ini terjadi setelah kesepakatan potensial perdamaian yang melibatkan patroli pasukan penenang dari sekitar 26 negara Eropa. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan penolakan terhadap kehadiran pasukan Barat di Ukraina. Situasi ini semakin memperkeruh suasana dan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik.

