Saturday, 27 April 2024

Search

Saturday, 27 April 2024

Search

Rusia Terus Bombardir Ukraina di Awal Tahun 2023

MOSKOW(IM) – Rusia terus-menerus membombardir Ukraina di awal Tahun Baru 2023 ini. Gempuran rudal Rusia dilakukan beruntun sejak Sabtu (31/12) atau jelang tahun baru. Hal itu membuat sirene serangan udara terus meraung selama berjam-jam.
Dilansir Reuters dan AFP, Minggu (1/1), ledakan pertama tahun baru dimulai kira-kira 30 menit setelah tengah malam. Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan ledakan itu menghantam dua distrik.
Gempuran itu menyusul pidato Tahun Baru Presiden Rusia Vladimir Putin. Berdiri di antara prajurit pria dan wanita yang bertempur di Ukraina, Putin memberi tahu bahwa “kebenaran sejarah” ada di pihak mereka.
Sementara, pada pidato jelang Tahun Baru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan berjuang sampai menang.
“Kami berjuang dan akan terus berjuang. Demi kata utama ‘kemenangan’,” katanya dalam sebuah pidato.
“Saya ingin mengatakan kepada Anda semua: Ukraina, Anda luar biasa! Lihat apa yang telah kita lakukan dan apa yang kita lakukan!” kata Zelensky dalam pidato emosionalnya.
“Kita berjuang sebagai satu tim seluruh negara, semua wilayah kita. Saya mengagumi kalian semua. Saya ingin berterima kasih kepada setiap wilayah Ukraina yang tak terkalahkan,” lanjutnya.
Gempuran Rusia ini terjadi sejak kemarin. Komando utama Ukraina mengatakan dalam sebuah laporan bahwa Rusia telah meluncurkan 31 rudal dan 12 serangan udara di seluruh negeri dalam 24 jam sebelumnya.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan di media sosial bahwa setidaknya satu orang tewas akibat serangan pada hari Sabtu sementara pemerintah kota mengatakan 22 orang lainnya terluka.
Satu ledakan merobek salah satu sudut Hotel Alfavito bintang empat di Kyiv, menumpahkan puing-puing ke jalan. Trotoar terdekat tertutup kaca dari jendela yang pecah di daerah tersebut, termasuk dari Istana Seni Nasional Kyiv.
Serangan itu terjadi ketika invasi Putin ke Ukraina memasuki bulan ke-11, dengan serangan Rusia secara sistematis menargetkan infrastruktur energi, membuat jutaan orang dalam keadaan dingin dan gelap di tengah musim dingin.
Serangan juga dilaporkan terjadi di kota selatan Mykolaiv di mana seorang pejabat setempat mengatakan tujuh orang terluka.
Wali Kota Mykolaiv Oleksandr Sienkievych mengatakan sebelumnya bahwa kebakaran terjadi di salah satu distrik kota dan beberapa bangunan tempat tinggal mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.
Di barat Ukraina, setidaknya empat orang terluka di wilayah Khmelnytskyi, kata gubernur Sergiy Gamaliy, yang menambahkan bahwa sebagian kota Khmelnytskyi dibiarkan tanpa aliran listrik.
Kepala staf umum Ukraina Valerii Zaluzhnyi mengatakan Rusia meluncurkan 20 rudal jelajah pada hari Sabtu, di mana 12 berhasil ditembak jatuh.
Sementara itu, Ombudsman militer Ukraina, Alyona Verbitskaya mencatat sejak invasi Rusia ke Ukraina, sedikitnya 15 ribu orang hilang di Ukraina. Angka tersebut termasuk warga sipil Ukraina dan tentara serta lainnya.
“Rusia telah mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki 3.000 tentara Ukraina yang ditahan,” kata Alyona Verbitskaya dikutip laman Anadolu Agency.
“Komunikasi dengan pejabat Rusia tentang masalah tawanan perang sangat buruk,” imbuhnya.
Perang di Ukraina masih berkecamuk hingga kini. Perundingan damai antara Rusia dan Ukraina belum menemukan jalannya, meski Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan niatnya untuk berunding. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba telah menyatakan bahwa Kiev tidak akan membuat konsesi teritorial apapun ke Rusia saat negosiasi antara kedua negara berlangsung.
“Tidak satu inci pun tanah Ukraina akan tunduk pada konsesi diplomatik atau militer,” katanya dikutip laman TRT World.
Ia mengatakan, bahwa sikap keras Ukraina dalam negosiasi adalah diplomasi perang.
Kuleba juga mengatakan bahwa dia ragu Rusia akan berubah menjadi negara liberal dan demokratis.
“Mereka perlu didorong ke perbatasan mereka dan dikurung,” katanya.
Dia mengatakan beberapa orang di Barat masih takut akan konsekuensi kekalahan Rusia di Ukraina.
“Banyak yang dengan tulus mendukung Ukraina, tetapi masih tidak bisa membayangkan kekalahan Rusia. Saya sudah mulai memberitahu mereka bahwa dunia tidak akan runtuh jika Rusia runtuh,” katanya.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media