Siapa sangka? Anutin Charnvirakul, taipan konstruksi sekaligus politisi kawakan, kini resmi menjadi Perdana Menteri Thailand. Internationalmedia.co.id melaporkan, kemenangannya di parlemen cukup mengejutkan, mengingat ia berhasil mengalahkan kandidat dari klan Shinawatra yang selama ini mendominasi politik Thailand. Bagaimana Anutin bisa meraih kursi tertinggi di negeri Gajah Putih itu?
Dalam pemungutan suara yang menegangkan, Anutin berhasil mengumpulkan lebih dari 247 suara, mengamankan mayoritas dukungan dari 492 anggota parlemen. "Merasa gembira itu wajar," ujarnya kepada wartawan seusai pemungutan suara, seperti dikutip dari AFP. Kemenangannya tak lepas dari dukungan Partai Rakyat, blok parlemen terbesar yang memiliki 143 kursi. Namun, dukungan ini datang dengan syarat: pembubaran parlemen dan penyelenggaraan pemilu baru dalam waktu empat bulan.

Anutin, yang memimpin Partai Bhumjaithai, bukanlah wajah baru di pemerintahan Thailand. Pria berusia 58 tahun ini pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan. Namanya mungkin lebih dikenal luas berkat keberhasilannya mendekriminalisasi ganja di Thailand pada tahun 2022. Kini, ia menjadi Perdana Menteri ketiga dalam dua tahun terakhir, mengambil alih kekuasaan dengan dukungan koalisi yang syaratnya cukup unik.
Kemenangan Anutin juga menandai berakhirnya dominasi klan Shinawatra. Thaksin Shinawatra, kepala keluarga Shinawatra, bahkan meninggalkan Thailand beberapa jam sebelum pemungutan suara, menuju Dubai. Keputusan Mahkamah Konstitusi yang memecat Paetongtarn Shinawatra, mantan calon PM dari Pheu Thai, membuka jalan bagi Anutin untuk membentuk koalisi dan merebut kursi Perdana Menteri. Langkah ini sekaligus menandai berakhirnya era Shinawatra di puncak kekuasaan Thailand. Raja Maha Vajiralongkorn pun telah memberikan dukungannya kepada Anutin.
Anutin, sosok taipan konstruksi yang kini menjadi pemimpin Thailand, menunjukkan bahwa peta politik Negeri Gajah Putih bisa berubah dengan cepat dan penuh kejutan. Akankah pemerintahannya mampu memenuhi janji pemilu dan membawa perubahan bagi Thailand? Kita tunggu saja.

