Friday, 26 April 2024

Search

Friday, 26 April 2024

Search

Erick Minta BUMN Hadapi Potensi Resesi dengan Investasi

Menteri BUMN Erick Thohir.

TANGERANG – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta BUMN bisa menghadapi potensi resesi yang mengancam dunia di tahun 2023 dengan mendorong investasi.

“Investasi yang didorong BUMN ini tentu bekerja sama dengan pihak luar negeri dan dalam negeri, dimana ada potensi kurang lebih Rp113 triliun untuk kami dorong,” kata Erick dalam konferensi pers Natal Bersama 2022 Kementerian BUMN dan BUMN di Tangerang, seperti dilansir Antara,  Sabtu (14/1).

Dijelaskan Erick,  BUMN di bawah Wakil Menteri BUMN I mayoritas mendorong investasi bekerja sama dengan perusahaan pangan, seperti dengan perusahaan susu Baladna Farm dari Qatar.

Kemudian BUMN di bawah Wakil Menteri BUMN II mayoritas mendorong investasi dengan bekerja sama perusahaan di bidang logistik.

Menurut Erick, investasi di Indonesia saat ini mulai seimbang, jika dilihat dari porsi asing dan nonasing. Begitu pula dilihat dari porsi Jawa dan luar Jawa.

Selain mendorong investasi, BUMN turut diminta untuk terus membuka lapangan pekerjaan dalam menghadapi ancaman resesi di tahun ini. Namun, lapangan kerja yang diharapkan dibuka adalah yang berkelanjutan.

“Jadi bukan hanya karena proyek. Bukan lapangan pekerjaan yang misalnya seperti PT Freeport membangun smelter di Jawa Timur yang selesainya di 2024,” katanya.

Maka dari itu, dirinya menegaskan akan mendorong pembukaan lapangan kerja yang berkesinambungan dan memberdayakan ekonomi, khususnya melalui UMKM.

Hal tersebut lantaran pemberian kredit usaha rakyat (KUR) ke UMKM telah berhasil membuka lapangan pekerjaan yang signifikan, seperti 13,7 juta nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar, hingga pembukaan 6.600 Pertamina Shop (Perta Shop) di desa-desa.

Pada saat itu, Erick juga menyinggung  tentang laba BUMN. Ia menyebutkan  laba BUMN pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp200 triliun atau naik signifikan dari capaian Rp125 triliun di tahun 2021. “Kemungkinan laba BUMN tahun ini Rp200 triliun, kemungkinan. Ini belum tutup buku,” ungkap Erick.

Ia membeberkan tingginya kemungkinan laba para perusahaan pelat merah tersebut merupakan berkat kerja keluarga besar BUMN yang telah bersatu dalam segala perbedaan saat melakukan efisiensi dan gotong royong.

Efisiensi yang dilakukan BUMN tak hanya sekedar menekan harga, tetapi efisiensi secara operasional.

PT Pertamina (Persero) Tbk. berhasil melakukan efisiensi sekitar 1,9 miliar dolar AS pada tahun 2021 dan di tahun 2022 sebesar 600 juta dolar AS.

Begitu pula dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bisa menekan belanja modal alias capital expenditure (capex) sampai 30 persen, sehingga perseroan bisa melakukan percepatan utang dimana utang PLN sudah turun Rp96 triliun dari sebesar Rp500 triliun menjadi Rp404 triliun.

Menurut Erick, efisiensi BUMN harus dilakukan di tengah permasalahan tingginya harga pangan saat ini, yang menjadi salah satu permasalahan yang harus diwaspadai. BUMN kini sedang mempelajari guna menjadi pembeli siaga atau off taker dalam membeli hasil petani, khususnya untuk kelapa sawit, gula, hingga padi. “Ini yang kami sedang akan siapkan, rancangan untuk membeli kebutuhan pokok,” ungkapnya.***

Vitus DP

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media