Saturday, 27 April 2024

Search

Saturday, 27 April 2024

Search

El Nino dan IOD Terjadi Bersamaan,Indonesia Terancam Kekeringan

Kepala BMKG, Dwikorita. (Foto tangkapan layar)

JAKARTA – Fenomena iklim El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD), muncul secara bersamaan dan semakin menguat. Fenomena ini akan memicu kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia.  

 hingga📅 16 Jul 2023

“Untuk kali ini, dua fenomena itu terjadi bersamaan, sebagaimana tahun 2019 ada kejadian El Nino dan IOD positif,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnavati dalam konferensi pers, Selasa (6/6).

Dwikorita menjelaskan bahwa El Nino dikontrol oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik, sedangkan IOD positif dikontrol oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia. Kedua fenomena tersebut pada saat ini mengarah pada kondisi yang mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering.

“Jadi keduanya saling menguatkan kondisi tersebut dan inilah yang perlu disampaikan perkembangannya,” ujarnya.

Berdasarkan data pengamatan suhu muka laut di Samudra Pasifik, La lina telah berakhir pada bulan Februari 2023. Kemudian sepanjang periode Maret- April 2023 indeks El Niño-Southern Oscillation (El Nino) berada pada fase netral, yang mengindikasikan tidak adanya gangguan Iklim dari Samudra Pasifik pada periode Maret April 2023.

Namun, memasuki bulan Mei 2023 hingga saat ini, fenomena terkait dengan suhu muka air laut di Samudra Pasifik mengalami perubahan yang mengarah pada El Nino di bulan Juni 2023.

“Jadi semakin menghangat di Samudra Pasifik. Itu kita lihat suhu atau temperatur anomali di Samudra Pasifik ini semakin meningkat, saat ini sudah mencapai angka 0,8 yang sudah dekat dengan 1,” terang Dwikorita.

“Kalau sampai menyentuh angka 1 berarti El Nino moderat. Saat ini masih 0,8 di bawah 1 itu El Nino-nya lemah namun ada tren untuk segera memasuki moderat. Artinya intensitasnya semakin menguat peluang lebih dari 80%,” lanjutnya.

Sementara, terkait IOD yang dikontrol oleh suhu air laut di Samudra Hindia, saat ini berada pada fase mengarah menuju fase positif. Fase itu terjadi mulai bulan Juli hingga Oktober 2023. “Keduanya terjadi bersamaan dipredksi pada semester 2 ini. Berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini,” tandasmnya. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media