Internationalmedia.co.id – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menebar ancaman dengan memberlakukan tarif baru sebesar 100% untuk produk-produk asal China. Langkah ini, disertai ancaman pembatalan pertemuan puncak dengan Presiden Xi Jinping, memicu kekhawatiran akan eskalasi perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Trump mengumumkan kebijakan kontroversial ini melalui platform media sosialnya, Truth Social. Ia menyebut tarif baru ini sebagai respons atas tindakan "luar biasa agresif" yang dilakukan oleh Beijing. Tarif tambahan ini, bersama dengan kontrol ekspor AS atas perangkat lunak penting, akan mulai berlaku pada 1 November 2025.

Keputusan Trump ini langsung mengguncang pasar saham global. Nasdaq anjlok 3,6%, sementara S&P 500 merosot 2,7%, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak perang dagang yang berkepanjangan.
Sebelumnya, Trump menuduh China mengirimkan surat ke berbagai negara yang merinci kontrol ekspor mineral tanah jarang. Mineral-mineral ini sangat penting untuk produksi berbagai barang, mulai dari ponsel pintar hingga kendaraan listrik dan perangkat keras militer. Dominasi China dalam produksi dan pemrosesan mineral tanah jarang menjadi perhatian utama bagi AS.
Trump bahkan mempertanyakan rencana pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping di KTT APEC yang akan datang. Pertemuan ini seharusnya menjadi yang pertama sejak Trump kembali menjabat pada Januari lalu. Meskipun belum membatalkan pertemuan tersebut secara resmi, Trump mengisyaratkan bahwa pertemuan itu mungkin tidak akan terwujud.
Langkah agresif Trump ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ini awal dari perang dagang AS-China jilid 2? Dunia kini menanti perkembangan selanjutnya dari hubungan dua negara adidaya ini.

