Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, kini terseret pusaran kasus korupsi. Internationalmedia.co.id melaporkan bahwa Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju telah resmi mendakwa Moon atas tuduhan menerima suap senilai 217 juta won (sekitar USD 150.000). Uang tersebut diduga terkait upaya memuluskan jalan menantunya untuk mendapatkan posisi direktur pelaksana di maskapai penerbangan Thai Eastar Jet.
Tuduhan ini semakin memperkeruh suasana politik Korea Selatan yang tengah bersiap menghadapi pemilihan umum Juni mendatang. Jaksa penuntut menyatakan, menantu Moon yang tidak memiliki pengalaman dan kualifikasi di bidang penerbangan, diangkat ke posisi tersebut. Ia bahkan disebut sering absen dan tidak menjalankan tugasnya dengan semestinya.

Kejaksaan menduga, pemberian posisi tersebut merupakan upaya untuk menjilat mantan presiden. Gaji dan tunjangan yang diterima menantu Moon antara tahun 2018 hingga 2020, menurut jaksa, bukan merupakan pembayaran yang sah, melainkan suap terselubung untuk Moon. Ironisnya, menantu tersebut kini telah bercerai dari putri Moon.
Kasus ini menambah daftar panjang skandal korupsi yang melibatkan mantan pemimpin Korea Selatan. Lee Myung-bak dan Park Geun-hye, dua mantan presiden lainnya, juga pernah dihukum dan dipenjara karena kasus serupa. Tragedi bahkan pernah terjadi pada mantan Presiden Roh Moo-hyun yang mengakhiri hidupnya di tengah penyelidikan korupsi yang melibatkan keluarganya. Kasus Moon Jae-in ini tentu akan menjadi sorotan tajam dan menambah dinamika politik Korea Selatan yang penuh intrik.