Berita mengejutkan datang dari Yaman. Internationalmedia.co.id melaporkan, kelompok Houthi mengklaim serangan udara Amerika Serikat (AS) di pelabuhan bahan bakar Ras Issa telah menewaskan sedikitnya 80 orang. Angka ini disebut sebagai jumlah korban tewas tertinggi dalam 15 bulan terakhir. Militer AS menyatakan serangan tersebut bertujuan untuk memutus jalur pasokan dan pendanaan bagi pemberontak Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan kobaran api besar membumbung tinggi di langit malam. Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, menyatakan tim penyelamat masih melakukan pencarian di terminal bahan bakar di Laut Merah, sehingga jumlah korban tewas berpotensi meningkat. Al-Masirah, televisi milik Houthi, bahkan melaporkan angka korban tewas mencapai 80 orang dan 150 orang luka-luka.

Sebagai respons, Houthi melancarkan serangan rudal yang diklaim menargetkan Israel dan dua kapal induk AS. Militer Israel membenarkan telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman. Demo besar-besaran pun meletus di berbagai kota yang dikuasai Houthi, termasuk Sanaa, ibu kota Yaman. Para demonstran meneriakkan kecaman terhadap AS dan Israel. Yahya Saree, juru bicara militer Houthi, memperingatkan bahwa peningkatan kekuatan militer AS dan agresi berkelanjutan akan memicu lebih banyak serangan balasan. Peristiwa ini semakin memperkeruh konflik yang telah lama melanda Yaman.