Serangan rudal Rusia yang dilancarkan dini hari tadi di Kyiv, ibu kota Ukraina, telah menimbulkan malapetaka. Internationalmedia.co.id melaporkan, serangan besar-besaran ini menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan melukai lebih dari 60 orang lainnya. Ini menjadi salah satu serangan paling mematikan yang pernah terjadi di Kyiv sejak perang bermula tiga tahun lalu.
Otoritas Ukraina sebelumnya telah memberikan peringatan dini akan serangan rudal. Sejumlah wartawan internationalmedia.co.id di lokasi kejadian mendengar rentetan ledakan mengguncang kota. Layanan darurat Ukraina melaporkan bahwa lima distrik di Kyiv mengalami kerusakan parah, termasuk kebakaran di sejumlah garasi dan gedung pemerintahan. Api telah berhasil dipadamkan, namun pencarian korban di bawah reruntuhan masih terus berlangsung. Di antara korban luka, enam anak-anak dirawat di rumah sakit.

Tidak hanya Kyiv yang menjadi sasaran. Kota Kharkiv di timur Ukraina juga dihantam tujuh rudal pada dini hari tadi, menurut Wali Kota Igor Terekhov. Ia menambahkan bahwa Kharkiv diserang dua kali dalam satu malam oleh rudal jelajah, mengakibatkan dua orang terluka. Andriy Yermak, ajudan utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengutuk serangan tersebut dan menyatakan bahwa Rusia menyerang Kyiv, Kharkiv, dan kota-kota lain menggunakan rudal dan drone. Ia menuding Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa. Yermak mendesak agar serangan terhadap warga sipil segera dihentikan. Serangan ini terjadi setelah serangan rudal sebelumnya di awal April yang melukai sedikitnya tiga orang. Kota Kyiv telah menjadi sasaran serangan sporadis sejak invasi Rusia pada Februari 2022.