Internationalmedia.co.id melaporkan kabar mengejutkan dari perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Amerika Serikat. Hamas menyatakan akan membebaskan sandera Amerika-Israel, Edan Alexander, sebagai tanda itikad baik. Pernyataan ini disampaikan di tengah negosiasi intensif untuk mengakhiri konflik di Gaza.
Pembebasan Alexander, menurut pernyataan Hamas, merupakan bagian dari upaya untuk mencapai gencatan senjata dan membuka kembali jalur penyeberangan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang telah diblokade Israel selama lebih dari dua bulan. Keluarga Alexander sendiri telah diinformasikan mengenai kemungkinan pembebasan dalam beberapa hari mendatang.

Presiden AS Donald Trump pun merespon positif kabar ini, menyebutnya sebagai "berita monumental" dan sebuah "isyarat itikad baik". Ia berharap ini menjadi langkah awal menuju penghentian konflik. Pembebasan diprediksi akan dilakukan segera, mungkin hari ini atau besok, menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah ini.
Mesir dan Qatar, yang turut menjadi mediator dalam pembicaraan, juga menyambut baik perkembangan ini. Kedua negara menyebutnya sebagai langkah menggembirakan menuju perundingan kembali. Sementara itu, perundingan antara Hamas dan AS di Doha dilaporkan menunjukkan kemajuan, terutama terkait masuknya bantuan ke Gaza dan potensi pertukaran tahanan.
Namun, di balik kabar positif ini, serangan Israel masih berlanjut. Korban jiwa terus berjatuhan, termasuk anak-anak. Pihak Israel sendiri menegaskan komitmennya untuk melanjutkan perjuangan meskipun perundingan berlangsung, menekankan bahwa negosiasi akan dilakukan di bawah tekanan dan dengan komitmen untuk mencapai semua tujuan perang. Situasi di Gaza masih sangat rawan dan perkembangan selanjutnya masih perlu dipantau.