Internationalmedia.co.id melaporkan pernyataan mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump terkait hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping. Trump mengaku menyukai Xi, namun mengakui kesulitan bernegosiasi dengannya. Pernyataan ini disampaikan melalui media sosial Truth Social beberapa hari setelah Trump menuduh Beijing melanggar kesepakatan perdagangan. "Saya menyukai Presiden China, Xi, selalu menyukainya, dan akan selalu menyukainya, tapi dia SANGAT KERAS, DAN SANGAT SULIT UNTUK DIAJAK BERUNDING," tulis Trump.
Pernyataan tersebut muncul setelah Gedung Putih mengumumkan rencana percakapan telepon antara Trump dan Xi pekan ini. Kedua pemimpin negara adikuasa itu berusaha menyelesaikan perbedaan terkait kesepakatan tarif yang dicapai di Jenewa, Swiss, bulan lalu. Namun, masalah perdagangan yang lebih besar masih menjadi sumber ketegangan. Pengadilan perdagangan AS sempat memutuskan Trump melampaui kewenangannya dalam memberlakukan sebagian besar tarif impor dari China, sebelum kemudian keputusan tersebut dibatalkan oleh pengadilan banding federal.

Washington dan Beijing saling tuding soal pelanggaran kesepakatan perdagangan Mei lalu. Kesepakatan tersebut mencakup penangguhan sebagian besar tarif selama 90 hari dan pencabutan tindakan balasan perdagangan China terhadap AS. Namun, laporan menyebutkan China belum melonggarkan pembatasan ekspor tanah jarang secara signifikan, bertentangan dengan harapan AS. Beijing juga mengkritik upaya AS membatasi akses China terhadap teknologi canggih. Situasi semakin memanas dengan pengumuman AS yang akan mencabut visa sejumlah mahasiswa China.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut pembicaraan perdagangan "sedikit terhenti," mengindikasikan perlunya pertimbangan lebih lanjut dari kedua pemimpin. Meskipun Gedung Putih mengonfirmasi rencana percakapan telepon antara Trump dan Xi, belum ada konfirmasi resmi apakah percakapan tersebut telah berlangsung. Misteri hubungan Trump-Xi pun semakin menarik perhatian dunia.