Usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan dibahas langsung dengan Ukraina pada 15 Mei mendatang di Istanbul, mendapat respons sinis dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. Internationalmedia.co.id melaporkan, Macron menilai langkah Putin tersebut sebagai manuver politik yang tak cukup substansial.
Dalam pernyataannya Minggu (11/5), Macron yang baru saja mengunjungi Ukraina, menyebut usulan Putin hanya sebagai "langkah pertama, tetapi tidak cukup." Ia bahkan meragukan niat baik Putin, mengatakan gencatan senjata tak bisa dicapai tanpa negosiasi terlebih dahulu. Menurut Macron, Putin hanya berupaya mengulur waktu.

"Gencatan senjata tanpa syarat tidak didahului oleh negosiasi," tegas Macron kepada wartawan di Przemysl, Polandia, saat dalam perjalanan pulang dari Ukraina. Ia menambahkan bahwa Putin "mencari jalan keluar, tetapi ia masih ingin mengulur waktu."
Sebelumnya, Putin menyatakan kesiapannya berdialog langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istanbul, dengan bantuan Presiden Turki Tayyip Erdogan sebagai fasilitator. Putin sendiri menuding pihak Ukraina mengutamakan ambisi politik ketimbang kepentingan rakyatnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Ukraina belum memberikan tanggapan resmi terkait tawaran perdamaian yang dilontarkan Putin. Pernyataan Macron yang menyiratkan ketidakpercayaan terhadap niat baik Putin ini tentu akan menambah kompleksitas situasi dan memicu spekulasi mengenai agenda sebenarnya di balik usulan perdamaian tersebut.