Seorang pria Jepang ditangkap karena menikam seorang pemuda di dekat Universitas Tokyo. Internationalmedia.co.id melansir, pria 43 tahun tersebut menyalahkan pola asuh orang tuanya yang buruk sebagai penyebab tindakan kriminalnya. Ia bahkan memberikan peringatan keras kepada para orang tua di Jepang.
Pria yang identitasnya dirahasiakan itu didakwa dengan percobaan pembunuhan. Ia menyerang seorang pria berusia 20-an tahun di Stasiun Todai-mae, dekat kampus bergengsi Universitas Tokyo, pada Rabu (7/5). Juru bicara Kepolisian Tokyo menyatakan pelaku "berniat membunuh, membacok kepala dan bagian tubuh korban dengan benda tajam, mengakibatkan luka-luka serius."

Dalam interogasi, pelaku mengungkapkan masa kecilnya yang sulit karena tuntutan orang tua yang obsesif terhadap prestasi akademik. Menurut laporan NHK, ia mengaku putus sekolah dan mengalami masa sulit selama remaja akibat tekanan tersebut. Lebih mengejutkan lagi, ia menyatakan, "Saya ingin menunjukkan kepada semua orang tua yang ingin memaksa anak-anak mereka masuk Todai (Universitas Tokyo), bahwa jika terlalu keras pada anak, anak tersebut bisa menjadi brutal dan menjadi penjahat seperti saya."
Pelaku memilih lokasi kejadian di Stasiun Todai-mae karena menganggap Universitas Tokyo sebagai simbol "penganiayaan pendidikan" oleh orang tua yang terlalu kompetitif. Meski demikian, NHK menyebutkan pelaku dan korban tidak saling mengenal. Korban dipilih secara acak karena kebetulan berada di dekatnya.
Kejadian ini cukup mengejutkan mengingat Jepang dikenal dengan angka kejahatan kekerasan yang rendah dan aturan kepemilikan senjata yang ketat. Namun, penikaman dan bahkan penembakan masih terjadi, seperti pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada 2022. Sehari setelah kejadian ini, lima staf Sekolah Dasar di Tokyo juga menjadi korban penyerangan.