Internationalmedia.co.id melaporkan, Presiden baru Korea Selatan (Korsel), Lee Jae Myung, resmi dilantik pada Rabu (4/6). Dalam pidato pelantikannya, ia menyampaikan janji besar untuk menyatukan negara yang terpecah akibat darurat militer kontroversial tahun lalu. Lebih dari itu, Lee juga bertekad membangun kembali perekonomian dan membuka dialog dengan Korea Utara (Korut).
Pilpres yang dimenangkan Lee digelar lebih cepat dari jadwal karena pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Lee memulai masa jabatan lima tahunnya tanpa masa transisi. Dalam sambutannya di Majelis Nasional, ia menegaskan komitmennya untuk melayani seluruh rakyat Korsel, tanpa memandang pilihan politik mereka.

"Sudah saatnya memulihkan keamanan dan perdamaian, yang telah menjadi alat pertikaian politik," tegas Lee. Ia berjanji membangun kembali perekonomian yang terpuruk dan menghidupkan kembali demokrasi yang sempat terusik. Lee berkomitmen membangun pemerintahan yang mendukung rakyat, bukan yang mengendalikan.
Terkait hubungan dengan Korut, Lee menekankan pentingnya pencegahan ancaman dari Pyongyang, namun tetap membuka pintu dialog. "Kami akan membuka saluran komunikasi dan mengupayakan dialog serta kerja sama dengan Korea Utara untuk membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea," katanya. Ia menambahkan, perdamaian tanpa perang adalah keamanan terbaik.
Di bidang luar negeri, Lee berjanji memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang, serta menerapkan diplomasi pragmatis yang berlandaskan kepentingan nasional. Pelantikan Lee kali ini berlangsung sederhana, hanya dihadiri pejabat pemerintahan dan anggota parlemen Korsel. Upacara pelantikan resmi akan digelar pada 17 Juli mendatang, bertepatan dengan Hari Konstitusi Korsel.