Internationalmedia.co.id melaporkan peningkatan tensi di perbatasan Kashmir antara India dan Pakistan. Saling tembak antara pasukan kedua negara terjadi di sepanjang Garis Kontrol (LOC), memicu kekhawatiran internasional. PBB pun angkat bicara, mendesak kedua negara untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik melalui jalur damai.
Insiden ini terjadi setelah serangan mematikan yang menewaskan 26 turis di Kashmir. India menuduh Pakistan berada di balik serangan tersebut, mengatakan bahwa kelompok teroris yang bertanggung jawab berasal dari Pakistan. Tuduhan ini langsung dibantah oleh pemerintah Pakistan yang menyebutnya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian.

Seorang pejabat pemerintah Pakistan, Syed Ashfaq Gilani, mengkonfirmasi adanya baku tembak di LOC, namun menegaskan tidak ada warga sipil yang menjadi korban. Sementara itu, militer India mengakui adanya baku tembak skala kecil yang dipicu oleh pihak Pakistan, dan menyatakan telah membalasnya.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi tersebut dan menyerukan kedua negara untuk menahan diri. Ia menekankan perlunya penyelesaian konflik secara damai melalui dialog.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyatakan komitmennya untuk memburu para pelaku serangan di Kashmir dan menjatuhkan hukuman kepada mereka. Ia bahkan berjanji untuk mengejar mereka sampai ke ujung bumi. Sikap tegas Modi ini dibalas dengan pernyataan pemerintah Pakistan yang menegaskan akan membalas setiap tindakan agresi India. Situasi ini semakin memanas dan berpotensi memicu eskalasi konflik yang lebih besar di wilayah yang sudah rawan tersebut. Ketegangan di antara kedua negara yang memiliki senjata nuklir ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan dampak regional dan global yang lebih luas.