Internationalmedia.co.id melaporkan peristiwa mengerikan yang terjadi di negara bagian Benue, Nigeria tengah. Sebuah serangan brutal oleh kelompok bersenjata telah merenggut nyawa sedikitnya 56 orang. Kejadian yang berlangsung Kamis malam hingga Jumat ini mengungkapkan sisi gelap konflik yang terus membayangi negeri tersebut.
Menurut pernyataan Solomon Iorpev, penasihat media Gubernur Hyacinth Alia, jumlah korban tewas terus bertambah. "Angka 56 ini adalah hitungan sementara," ujar Iorpev setelah Gubernur Alia meninjau lokasi kejadian. Ia menambahkan, kemungkinan angka tersebut akan meningkat seiring upaya pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung.

Situasi ini semakin mencemaskan mengingat sebelumnya, negara bagian Plateau juga mengalami pembantaian serupa dengan korban jiwa lebih dari 50 orang. Kantor Berita Nigeria bahkan melaporkan kunjungan Menteri Pertahanan ke Plateau, menandakan keprihatinan pemerintah atas eskalasi kekerasan yang terjadi. Pihak berwenang tengah berjuang keras meredam konflik di wilayah yang sudah lama dilanda ketegangan etnis.
Pemerintah daerah Plateau bahkan menyebut peristiwa ini sebagai ‘genosida’ yang direkayasa oleh kelompok teroris. Namun, pandangan berbeda muncul dari kalangan kritikus. Mereka menilai, retorika ‘genosida’ tersebut menutupi akar permasalahan sebenarnya, yaitu perebutan lahan dan lemahnya penegakan hukum di daerah pedesaan.
Konflik ini, menurut pengamat, merupakan akumulasi dari berbagai faktor. Pertikaian perebutan lahan, ketegangan politik dan ekonomi antara penduduk asli dan pendatang, serta pengaruh kelompok-kelompok agama garis keras, telah memperparah perpecahan di wilayah tersebut selama beberapa dekade terakhir. Tragedi ini menjadi tamparan keras bagi upaya perdamaian dan keamanan di Nigeria.