Berita mengejutkan datang dari Iran. Internationalmedia.co.id melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat ledakan dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, terus meningkat signifikan. Angka terbaru yang dirilis menyebutkan korban jiwa telah mencapai 14 orang, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka. Jumlah korban luka mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 750 orang.
Awalnya, Kementerian Dalam Negeri Iran hanya melaporkan delapan korban meninggal. Namun, berdasarkan informasi dari media resmi Iran yang dikutip internationalmedia.co.id, angka tersebut terus merangkak naik. Ledakan yang menimbulkan gumpalan asap tebal berwarna abu-abu itu diduga kuat berkaitan dengan bahan kimia yang disimpan di pelabuhan tersebut. Enam orang lainnya masih dinyatakan hilang hingga saat ini, sementara petugas pemadam kebakaran masih berjibaku memadamkan api.

Gubernur Bandar Abbas, Mohammad Ashouri Taziani, menyatakan bahwa para korban luka telah dievakuasi ke berbagai pusat medis di kota tersebut. Akibat insiden ini, Pelabuhan Shahid Rajaee, fasilitas bongkar muat peti kemas terbesar di Iran, ditutup sementara dan seluruh operasi maritim ditangguhkan. Kerusakan yang ditimbulkan sangat parah, dengan puing-puing berserakan di area luas dan banyak bangunan di kompleks pelabuhan mengalami kerusakan signifikan. Bahkan, jendela-jendela di radius beberapa kilometer dilaporkan pecah akibat kekuatan ledakan.
Pemerintah Iran telah menetapkan status darurat di Bandar Abbas guna melindungi warga dari dampak polusi udara yang signifikan akibat ledakan tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, menghindari aktivitas di luar ruangan, dan menutup jendela. Kementerian Kesehatan juga telah mengerahkan tim medis dan menerapkan langkah-langkah darurat untuk penanganan kesehatan masyarakat. Video rekaman CCTV yang beredar memperlihatkan detik-detik ledakan yang terjadi di sebuah gudang di pelabuhan, dan helikopter terlihat berupaya memadamkan api. Shahid Rajaee, yang memiliki luas lahan 2.400 hektar dan menangani 70 juta ton kargo setiap tahunnya, kini terhenti operasinya akibat insiden ini. Penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan.