Internationalmedia.co.id melaporkan dampak konflik India-Pakistan terhadap penerbangan internasional. Pertempuran sengit antara kedua negara tetangga itu memaksa sejumlah maskapai Asia untuk mengubah rute dan membatalkan penerbangan, demi keselamatan penumpang dan awak pesawat. Insiden ini merupakan pertempuran terburuk dalam lebih dari dua dekade terakhir, mengingat kedua negara sama-sama memiliki senjata nuklir.
Eva Air, maskapai asal Taiwan, mengubah beberapa rute penerbangannya menuju Eropa. Sebuah penerbangan dari Wina terpaksa kembali ke kota tersebut, sementara penerbangan Taipei-Milan/Roma dialihkan ke Wina untuk pengisian bahan bakar sebelum melanjutkan perjalanan. Langkah ini diambil sebagai antisipasi atas situasi di wilayah udara yang terdampak konflik.

Korean Air, maskapai Korea Selatan, juga mengambil tindakan pencegahan. Penerbangan Incheon-Dubai dialihkan untuk menghindari wilayah udara Pakistan. China Airlines, maskapai Taiwan lainnya, mengaktifkan rencana darurat, meskipun detailnya belum diungkapkan. Satu penerbangan langsung China Airlines tujuan London bahkan dilaporkan dibatalkan.
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, banyak penerbangan dari Taiwan ke Eropa melewati wilayah udara Rusia. Namun, setelah Taiwan bergabung dengan sanksi Barat terhadap Moskow, rute tersebut tak lagi bisa digunakan. Kini, maskapai Taiwan umumnya melewati wilayah udara India, Pakistan, dan negara-negara Asia Tengah. Konflik terkini semakin memperumit situasi dan memaksa maskapai untuk mengambil langkah-langkah ekstra hati-hati. Dampak konflik ini menunjukkan betapa gejolak politik dapat mengganggu konektivitas global dan keselamatan penerbangan.