Lebih dari 200 anak di sebuah taman kanak-kanak (TK) di kota Tianshui, China, mengalami keracunan massal. Internationalmedia.co.id melaporkan, insiden ini bermula dari kue kurma dan roti jagung yang disajikan di TK Peixin yang ternyata mengandung kadar timbal yang sangat tinggi. Hasil penyelidikan menunjukkan kadar timbal dalam darah 233 anak berada di level yang tidak normal, dan 201 anak harus dirawat di rumah sakit.
Para orang tua melaporkan anak-anak mereka mengalami gejala seperti sakit perut, mual, dan beberapa bahkan mengalami perubahan warna gigi menjadi hitam. Tes laboratorium terhadap kue dan roti tersebut mengungkap fakta mengejutkan: kadar timbal dalam kue kurma mencapai 1.052 miligram per kilogram, dan roti jagung mencapai 1.340 miligram per kilogram. Angka ini lebih dari 2.000 kali lipat batas aman yang ditetapkan pemerintah China (0,5 miligram per kilogram).

CCTV, televisi pemerintah China, melaporkan bahwa sumber kontaminasi berasal dari pewarna kuning yang ditambahkan ke adonan. Pewarna tersebut dibeli secara online dan ternyata mengandung timbal, serta tidak layak untuk dikonsumsi. Kepala sekolah, bermarga Zhu, dan seorang investor, bermarga Li, telah ditahan bersama enam orang lainnya. Dua orang lainnya dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu persidangan.
Kasus ini kembali menyoroti masalah keamanan pangan di China, yang pernah dilanda skandal susu formula tercemar pada tahun 2008. Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap seluruh jaringan yang terlibat dalam penyediaan bahan makanan berbahaya tersebut. Pihak berwenang berkomitmen untuk menindak tegas para pelaku dan memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.
