Monday, 06 May 2024

Search

Monday, 06 May 2024

Search

Kepingan Tengkorak Beethoven akan Dikembalikan ke Austria

Ludwig van Beethoven. (Foto: Wikipedia)

WINA – Seorang pengusaha Amerika Serikat (AS) menyumbangkan potongan tengkorak  Ludwig van Beethoven ke salah satu universitas di Wina, Austria untuk dipelajari.

Paul Kaufmann merasa “sangat terhormat bisa mengembalikan pecahan tengkorak Beethoven, yang saya warisi, ke tempatnya”.

Seorang koroner Austria mengatakan bahwa fragmen yang telah dipelajari di AS memiliki “nilai yang besar”.

Komposer itu menderita kesehatan yang buruk sepanjang hidupnya dan meninggal di Wina pada 1827.

Pengusaha itu mengatakan dia menemukan pecahan itu pada 1990, dalam sebuah kotak kecil dengan tulisan “Beethoven” di dalamnya di dalam brankas keluarga yang dipegang oleh bank Prancis.

Diperkirakan kakek buyut Kaufmann, Franz Romeo Seligmann, seorang dokter Wina, menerima fragmen tengkorak itu pada 1863 setelah tulang Beethoven digali untuk studi.

Ada total 10 fragmen, termasuk dua bagian yang lebih besar – satu dari belakang kepala dan satu dari sisi kanan dahi.

Rektor Universitas Kedokteran Wina, Markus Mueller, mengatakan bahwa sangat penting untuk menangani jenazah dengan cara yang bertanggung jawab secara etis. 

“Ini tentang menemukan keseimbangan yang tepat antara kepentingan publik yang dapat dipahami dan penghormatan terhadap orang yang telah meninggal,” katanya sebagaimana dilansir BBC.

Koroner Austria Christian Reiter mengatakan fragmen itu adalah “materi yang sangat berharga” yang mereka harapkan untuk terus diteliti di tahun-tahun mendatang.

“Itu juga keinginan Beethoven,” katanya.

Beethoven, lahir di Bonn pada Desember 1770 dan meninggal pada 27 Maret 1827. Dia menderita sakit selama sebagian besar hidupnya dan dilaporkan secara eksplisit meminta tubuhnya untuk dipelajari setelah kematiannya.

Awal tahun ini, para peneliti yang dipimpin oleh Universitas Cambridge menganalisis lima helai rambut untuk mengurutkan genom komposer dan mengungkapkan bahwa Beethoven memiliki kecenderungan genetik untuk penyakit hati dan menderita infeksi hepatitis B beberapa bulan sebelum kematiannya. Dia pertama kali mulai menderita gangguan pendengaran sekira 1795, suatu kondisi yang memburuk selama bertahun-tahun dan diperburuk oleh tinnitus yang parah, membuatnya menjadi tuli secara fungsional pada 1818. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media