Internationalmedia.co.id melaporkan, Norwegia resmi membuka hubungan diplomatik dengan Palestina. Pengumuman mengejutkan ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Andreas Motzfeldt Kravik, melalui media sosial X pada Kamis (24/4) waktu setempat. Langkah ini menyusul pengakuan Norwegia terhadap negara Palestina pada Mei tahun lalu, sebuah keputusan yang kala itu memicu protes keras dari Israel.
Dalam pernyataannya, Kravik secara resmi mengumumkan dimulainya hubungan diplomatik penuh antara kedua negara. Lebih lanjut, ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada Duta Besar Palestina untuk Norwegia, Marie Antoinette Sedin, yang telah menyerahkan surat kepercayaan kepada Raja Harald V. Penyerahan surat kepercayaan ini menandai babak baru dalam hubungan bilateral Norwegia dan Palestina.

Pengakuan Norwegia terhadap negara Palestina pada Mei 2024 lalu, bersamaan dengan Irlandia dan Spanyol, merupakan bagian dari komitmen Oslo terhadap solusi dua negara. Perdana Menteri Norwegia saat itu, Jonas Gahr Store, menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan investasi untuk perdamaian abadi di Timur Tengah, di mana dua negara dapat hidup berdampingan secara damai dan aman.
Langkah Norwegia ini mendapat sorotan internasional. Duta Besar Norwegia untuk Turki, Andreas Gaarder, menyebutnya sebagai "titik balik" dalam hubungan kedua negara. Ia menekankan bahwa Norwegia telah lama terlibat dalam isu Palestina, memberikan dukungan kepada Otoritas Palestina selama lebih dari tiga dekade. Menariknya, Norwegia juga pernah menjadi tuan rumah perundingan Kesepakatan Oslo, perjanjian damai antara Israel dan PLO pada awal 1990-an.
Meskipun demikian, pengakuan Norwegia terhadap Palestina juga memicu reaksi negatif dari Israel. Sebagai bentuk protes, Israel mencabut akreditasi sejumlah diplomat Norwegia yang bertugas di Ramallah, Tepi Barat. Namun, hal ini tak menyurutkan langkah Norwegia untuk menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Palestina.