Internationalmedia.co.id melaporkan, Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata selama Paskah dalam konflik berdarah di Ukraina. Keputusan ini, yang diumumkan Sabtu malam waktu setempat dan berlaku hingga Minggu tengah malam, menimbulkan berbagai spekulasi. Apakah ini langkah kemanusiaan tulus, atau sekadar manuver politik Kremlin?
Putin, dalam pernyataan yang disiarkan televisi bersama kepala staf Rusia Valery Gerasimov, menyatakan perintah penghentian semua aksi militer selama periode tersebut. Ia menyebut keputusan ini didasari alasan kemanusiaan, bertepatan dengan perayaan Paskah bagi umat Kristiani. Namun, Putin juga menambahkan catatan penting: pasukan Rusia tetap siaga menghadapi potensi pelanggaran gencatan senjata dan provokasi dari pihak Ukraina.

Klaim Putin tentang lebih dari 100 pelanggaran perjanjian oleh Ukraina untuk tidak menyerang infrastruktur energi semakin memperkeruh suasana. Sebelumnya, Rusia mencabut moratorium serangan terhadap target energi Ukraina setelah saling tuding pelanggaran kesepakatan—tanpa adanya perjanjian formal yang terikat. Gencatan senjata ini, menurut Putin, akan menguji kesungguhan Kyiv dalam perundingan damai.
Upaya gencatan senjata sebelumnya, baik pada Paskah 2022 maupun Natal Ortodoks 2023, gagal terlaksana karena ketidaksepakatan kedua belah pihak. Oleh karena itu, pengumuman Putin kali ini menimbulkan pertanyaan besar: akankah gencatan senjata Paskah ini benar-benar terwujud, atau hanya akan menjadi episode singkat dalam perang yang berkepanjangan? Internationalmedia.co.id akan terus memantau perkembangan situasi di lapangan.