Tragedi mewarnai perayaan Festival Songkran di Thailand. Internationalmedia.co.id melaporkan, selama enam hari perayaan (11-16 April 2025), sebanyak 200 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Angka ini, meskipun lebih rendah dari tahun lalu (243 kematian), tetap menjadi catatan pilu bagi negeri Gajah Putih.
Kecelakaan lalu lintas menjadi biang keladi tragedi ini. Sebanyak 1.377 kecelakaan terjadi, mengakibatkan 1.362 orang mengalami luka-luka. Wakil Sekretaris Tetap untuk Dalam Negeri Thailand, Kachorn Srichawanothai, mengungkapkan keprihatinannya. Sepeda motor, menurutnya, menjadi kendaraan paling banyak terlibat dalam kecelakaan, mencapai 83,32% dari total insiden. "Saya ingin masyarakat selalu mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor dan mematuhi peraturan lalu lintas," tegas Kachorn.

Bangkok, sebagai ibukota, mencatat angka kematian tertinggi di jalan raya, yaitu 16 kasus. Provinsi Phatthalung di selatan mengalami kecelakaan terbanyak (52 kasus), sementara Lampang di utara mencatat jumlah korban luka terbanyak (56 kasus). Pada puncak perayaan (16 April), tercatat 155 kecelakaan, 22 kematian, dan 149 luka-luka. Kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh kecepatan tinggi.
Saharat Wongsakulwiwat, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand, menyatakan sebagian besar pelancong Songkran telah kembali ke Bangkok dan kota-kota besar lainnya. Sementara itu, Direktur Jenderal Departemen Transportasi Kereta Api Thailand, Pichet Kunathammarak, mencatat sekitar 1 juta perjalanan kereta api pada Rabu lalu. Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan berlalu lintas, terutama selama periode perayaan besar.