Monday, 06 May 2024

Search

Monday, 06 May 2024

Search

Dukung Udara Bersih, Korlantas Polri Usul Mobil Patroli Pakai Kendaraan Listrik  

Kakorlantas Polri, Irjen Firman Shantyabud.

JAKARTA – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengusulkan mobil patroli menggunakan kendaraan listrik. Tujuannya untuk mendukung udara yang bersih.

“Kita juga merencanakan nanti kendaraan staf kita memakai mobil listrik. Tapi nanti tergantung anggaran yang akan tersedia berapa, tapi yang pasti dukungan terhadap udara yang bersih, go green yang selama ini kita ini harus dimulai dari kita Pemerintah,” kata Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi di GBK, Minggu (10/9).

Firman menyebut, usulan yang tergantung dengan anggaran tersebut juga sejalan dengan komitmen Pemerintah dan pimpiman terkait pengalihan kendaraan berbahan bakar fosil menjadi listrik.

“Betul, jadi selaku bagian dari pemerintah, imbauan-imbauan dari bapak pimpinan kemarin sudah dijelaskan dari forum-forum kita rapat rapat, selain konversi kendaraan-kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik,” ujar Firman.

Firman mengatakan bahwa dalam tahun ini pihaknya sudah mengusulkan kendaraan berbahan listrik untuk motor patroli.

“Kita sudah mulai menggunakan listrik selain kemarin kita mendapat bantuan dari Setneg pada saat G20 tapi untuk pengadaan pengadaan kedepan kita sudah mulai mengkombinasikan pengadaan yang berbahan bakar biasa dan listrik,” ucap Firman.

Namun, Firman menekankan, soal dengan pengadaan kendaraan listrik untuk patroli tersebut masih akan melihat anggaran negara.

“Betul karena ini kan masih baru kendaraannya dan saya yakin ini tidak murah jadi tergantung keuangan negara, jadi kita berkomitmen bahwa pemgadaan kedepan akan kita kombinasikan jadi tidak hanya kendaraan berbahan bakar fosil saja,” katanya.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin sebelumnya mengatakan, penggunaan kendaraan hybrid maupun kendaraan listrik berbasis baterai tepat untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya.

Penggunaan transportasi seperti ini juga menjadi penjaga kesadaran semua pihak akan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

 “Karena sekali pun pembangkit listrik di sini masih banyak menggunakan batu bara, tetap saja hitung-hitungan emisi per kilometer yang dihasilkan kendaraan listrik dan hybrid lebih rendah ketimbang kendaraan bermesin bakar atau internal combustion engine/ICE,” ujar Ahmad Safrudin, Jakarta, Jumat (8/9).

Kendaraan listrik berbasis baterai masih menghasilkan jejak karbon atau emisi apabila setiap hari diisi ulang dengan listrik yang mayoritas berasal dari pembangkit bertenaga batu bara.

 “Namun berdasarkan perhitungan KPBB, emisinya tetap bisa lebih rendah sekitar 28% per km ketimbang kendaraan ICE biasa,” kata Ahmad.

Terbukti, pada saat 4 unit atau setara dengan 1,6 GigaWatt PLTU Suralaya dalam posisi shutdown sejak 29 Agustus, polusi udara pada 30-31 Agustus tetap tinggi.

“Aksi pembenahan terhadap sektor transportasi tetap memiliki urgensi paling tinggi,” katanya. PLTU milik pemerintah sudah terpasang alat-alat canggih yang mampu menyedot debu emisi. Sehingga jika beterbangan pun tidak akan sampai Jakarta. Saat ini arah angin pada bulan-bulan ini juga enggak mengarah ke Jakarta. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media