Internationalmedia.co.id memberitakan kabar mengejutkan dari Jalur Gaza. Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, ditahan otoritas Israel sejak Desember lalu. Kabarnya, kondisi kesehatan sang dokter anak berusia 52 tahun itu kini sangat memprihatinkan.
Pengacara Abu Safiya, Gheed Qassem, mengungkapkan kondisi kliennya yang disebut mengalami penahanan tidak manusiawi. Dalam kunjungannya ke penjara Ofer di Tepi Barat pada 19 Maret lalu, Qassem menyaksikan langsung penderitaan Abu Safiya. "Ia sangat menderita, kelelahan akibat penyiksaan, tekanan, dan penghinaan untuk memaksanya mengakui perbuatan yang tak pernah dilakukan," ujar Qassem kepada wartawan internationalmedia.co.id.
Qassem menambahkan, Abu Safiya mengalami tekanan darah tinggi, aritmia jantung, dan gangguan penglihatan. Berat badannya pun turun drastis hingga 20 kilogram dalam dua bulan terakhir. Lebih menyayat hati, ia juga mengalami patah tulang rusuk selama interogasi tanpa mendapatkan perawatan medis layak.
Militer Israel menuduh Abu Safiya sebagai agen Hamas, tuduhan yang dibantah keras oleh sang dokter dan pengacaranya. Qassem menjelaskan, sipir penjara menuntut Abu Safiya mengakui telah mengoperasi anggota Hamas atau sandera Israel yang ditahan di Gaza, namun ia menolaknya. Abu Safiya menegaskan dirinya hanya menjalankan tugas kemanusiaan sebagai dokter anak.
Awalnya ditahan di pangkalan militer Sde Teiman, Abu Safiya kemudian dipindahkan ke penjara Ofer. Selama di Sde Teiman, ia mengalami interogasi yang disertai pemukulan dan penyiksaan. Pihak militer Israel sendiri belum memberikan komentar resmi terkait kondisi penahanan dan tuduhan terhadap Abu Safiya. Kisah ini menyoroti situasi sulit yang dihadapi tenaga medis di tengah konflik yang terjadi.
