Tuesday, 07 May 2024

Search

Tuesday, 07 May 2024

Search

Canangkan 1.000 Judul Buku untuk Wujudkan Budaya Literasi, Perpusnas Tajamkan Program Pada 2024

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas Prof. E. Aminudin Aziz MA PhD

JAKARTA-Rencana strategis Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) 2020-2024 dalam mewujudkan budaya literasi masyarakat diperkuat dengan penajaman program.

Program yang bertujuan untuk mendukung keberhasilan tercapainya target renstra yang telah ditetapkan yakni pengarusutamaan naskah nusantara, penguatan budaya baca dan peningkatan literasi, serta standardisasi dan pembinaan.

Dalam Renstra Perpusnas 2020-2024, Perpusnas menargetkan nilai budaya literasi sebesar 71 (tinggi) dengan nilai budaya kegemaran membaca sebesar 71,3 (tinggi), dan indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) sebesar 15.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Perpusnas, Prof. E. Aminudin Aziz MA PhD. menyatakan setiap program penajaman sudah disusun strateginya. Pengarusutamaan naskah nusantara mencakup tiga hal yakni koleksi langka, naskah kuno, dan manuskrip. Menurut Amin hal ini wajib dilakukan karena sudah menjadi tugas Perpusnas untuk melestarikan dokumen-dokumen tersebut.

 “Mari kita lestarikan mereka. Akan tetapi, tidak cukup hanya sampai pada tahap digitalisasi, harus ada turunannya yaitu tentang bagaimana memanfaatkannya. Misalnya dengan membuat buku bacaan masyarakat berdasarkan manuskrip tersebut,” ucapnya dalam acara diskusi seputar literasi yang diselenggarakan Perpusnas di Jakarta, pada Jumat (19/1).

Foto Bersama Deputi dan jajaran serta media.

Terkait penguatan budaya baca dan peningkatan literasi, dia menerangkan bahwa sejatinya budaya baca di Indonesia tidak rendah, melainkan cukup tinggi. Kendalanya, fasilitas buku yang tersedia, baik yang cetak maupun elektronik, masih kurang dan belum menyentuh seluruh lapisan.

 “Karena persoalan yang ada adalah kurangnya buku, maka di masa depan kami menargetkan untuk menyediakan 1.000 judul buku di masing-masing 10.000 lokus,” katanya.

Setelah pengiriman buku, dia menjelaskan, akan ada pelatihan yang diberikan kepada para pengelola perpustakaan dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang ada di setiap lokus.

 “Pelatihan juga akan diberikan oleh Perpusnas untuk 10.000 orang pengelola perpustakaan dan TBM. Langkah ini diambil dalam upaya untuk menyentuh masyarakat secara langsung karena merekalah yang akan menerima manfaat secara langsung,” ungkapnya.

Sedangkan dalam program standardisasi dan pembinaan memiliki dua fokus utama antara lain melakukan survei terhadap kondisi perpustakaan sekolah dan asesmen untuk perpustakaan yang akan akreditasi.

 “Melakukan survei terhadap kondisi perpustakaan sekolah untuk pendataan perpustakaan, sedangkan asesmen akan dikerjakan oleh perpustakakan yang akan diakreditasi untuk penilaian perpustakaan. Urusan layanan sudah inklusif di dalamnya,” terangnya.

Di akhir acara, dia meminta awak media untuk turut serta dalam mengampanyekan tiga program penajaman Perpusnas pada 2024. Sekaligus berkolaborasi mengedukasi pentingnya budaya baca terutama ditanamkan sejak usia dini.

 “Wartawan bertindak sebagai mitra kerja untuk berbagi pandangan mengenai rencana kerja Perpusnas tahun 2024. Saya juga selalu merasa senang bertemu dengan wartawan untuk berbagi informasi karena ini menjadi bentuk pertanggungjawaban kepada publik dari sebuah lembaga. Semua semata agar publik tahu karena mereka memiliki hak untuk itu,” pungkasnya. 

Suasana saat dialog.

Sejak 29 November 2023, E. Aminudin Aziz ditunjuk sebagai Plt. Kepala Perpusnas, menggantikan Muhammad Syarif Bando. Saat ini, Aminudin Aziz juga mengemban tugas sebagai Kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, serta Dewan Pengawas Universitas Tadulako dan Universitas Sam Ratulangi.

Dia menyelesaikan pendidikan diploma dan sarjana di Pogram Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia (1986-1991) di Bandung. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Department of Linguistics, Monash University, Australia untuk jenjang Master of Arts in Linguistics (1994-1996) dan Ph.D. Linguistics (1997-2000

Berbekal pengalaman dan kedudukannya dalam Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Beliau ingin menata kembali apa yang telah dicapai dan apa yang harus dicapai oleh Perpusnas di masa mendatang.

Ia optimis, bila terjadi kolaborasi yang baik, bekerjasama dengan Kementerian terkait maka seperti Kominfo, Kemenag (untuk bidang tertentu), Kemendikbud dan Ristek serta Perpusnas, akan semakin cepat program di tahun 2024 tercapai. bam

Prayan Purba

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media