Internationalmedia.co.id – Iran menyatakan keraguannya terhadap komitmen Israel untuk mematuhi gencatan senjata di Gaza. Teheran, melalui Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, mengungkapkan ketidakpercayaan mendalam terhadap rezim Zionis tersebut, merujuk pada pelanggaran perjanjian sebelumnya di berbagai wilayah, termasuk Lebanon.
"Kami memperingatkan tentang tipu muslihat dan pengkhianatan rezim Zionis (Israel) terkait perjanjian-perjanjian sebelumnya… Sama sekali tidak ada kepercayaan terhadap rezim Zionis," tegas Araghchi, seperti dilansir AFP. Meskipun demikian, Iran menegaskan dukungannya terhadap setiap upaya gencatan senjata yang bertujuan menghentikan agresi Israel.

Kementerian Luar Negeri Iran menekankan bahwa Republik Islam selalu mendukung inisiatif yang mencakup penghentian perang, penarikan pasukan pendudukan, pengiriman bantuan kemanusiaan, pembebasan tahanan Palestina, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat Palestina.
Ketegangan antara Iran dan Israel memuncak dalam konflik 12 hari pada bulan Juni lalu, dipicu oleh serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan mengunjungi Israel dan Mesir setelah kesepakatan gencatan senjata Gaza. Trump akan menyampaikan pidato di Knesset, parlemen Israel, dan menghadiri seremoni penandatanganan perjanjian gencatan senjata di Mesir.
Kunjungan singkat ini dikonfirmasi oleh Trump sendiri kepada wartawan di Gedung Putih. Ia juga akan kembali ke Washington DC pada Selasa malam untuk memberikan medali kebebasan anumerta kepada mendiang Charlie Kirk, seorang aktivis konservatif AS.