Berita mengejutkan datang dari Meksiko. Internationalmedia.co.id melaporkan, perang antar kartel narkoba di Sinaloa telah merenggut nyawa 39 anak-anak tak berdosa. Angka tersebut merupakan akumulasi korban jiwa selama beberapa bulan pertikaian antara dua faksi yang bertikai. Lebih mengerikan lagi, hampir 100 anak lainnya dilaporkan hilang.
Presiden Komisi Hak Asasi Manusia Negara Bagian Sinaloa, Oscar Loza, mengungkapkan kepiluan mendalam atas tragedi ini. Ia menyebutkan, dua gadis kecil, berusia tujuh dan dua belas tahun, menjadi korban tewas dalam baku tembak antara kelompok bersenjata dan pasukan keamanan pada Senin lalu. Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun juga turut menjadi korban luka bersama keluarganya. "Kapan orang-orang akan pulih dari luka yang begitu dalam dan menyakitkan? Tidak akan pernah," ujar Loza, menggambarkan kepedihan yang mendalam.

Insiden berdarah tersebut terjadi di Badiraguato, kota kelahiran Joaquin ‘El Chapo’ Guzman, gembong narkoba terkenal yang kini mendekam di penjara. Pertikaian ini dipicu oleh perebutan kekuasaan internal kartel, yang melibatkan pendukung Ismael ‘El Mayo’ Zambada dan putra-putra El Chapo. Konflik ini telah menimbulkan malapetaka, menewaskan lebih dari 1200 orang dan menghilangan 1400 lainnya. Kehidupan warga Sinaloa pun terancam, bisnis lumpuh, dan bayang-bayang teror menyelimuti Culiacan dan kota-kota lainnya. Tragedi ini menjadi bukti nyata betapa kejamnya dampak perang narkoba bagi masyarakat sipil, khususnya anak-anak yang menjadi korban paling rentan.