Putra mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, Eduardo Bolsonaro, tengah menjadi sorotan setelah Internationalmedia.co.id melaporkan adanya perintah penyelidikan dari Mahkamah Agung Brasil. Eduardo diduga mengancam hakim, jaksa, dan polisi yang menangani kasus ayahnya. Tindakan ini dianggap sebagai upaya perintangan hukum.
Tinggal di Amerika Serikat sejak Februari lalu, Eduardo gencar menggalang dukungan untuk ayahnya, yang merupakan sekutu dekat Presiden Donald Trump. Ia bahkan diduga berupaya melobi pemerintah AS untuk menjatuhkan sanksi kepada pejabat Brasil yang terlibat dalam penyelidikan terhadap Jair Bolsonaro, termasuk pencabutan visa dan pembekuan aset.

Jaksa Agung Brasil, Paulo Gonet, dalam dokumen pengadilan, mengungkapkan ancaman yang dilontarkan Eduardo. Hakim Alexandre de Moraes pun mengabulkan permintaan penyelidikan atas dugaan pemaksaan dan perintangan hukum yang dilakukan Eduardo. Moraes memerintahkan pemeriksaan terhadap Eduardo dan Jair Bolsonaro dalam waktu sepuluh hari.
Kasus ini semakin memanas setelah Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan kemungkinan Washington akan menjatuhkan sanksi kepada Hakim Moraes. Menanggapi hal tersebut, Eduardo melalui media sosial menyatakan, "Kita akan menang," menunjukkan sikap menantang. Jair Bolsonaro sendiri tengah menghadapi persidangan atas dugaan rencana kudeta terhadap Presiden Luiz Inacio Lula da Silva. Sidang tersebut telah memasuki tahap mendengarkan keterangan saksi kunci. Perkembangan kasus ini tentu akan terus menjadi perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan besar tentang implikasi politiknya di Brasil dan hubungan internasional.