Berita mengejutkan datang dari Yaman. Internationalmedia.co.id melaporkan serangan rudal Israel yang menghancurkan pesawat Yemenia Airways di Bandara Sanaa, pesawat yang seharusnya mengangkut jemaah haji ke Mekkah. Insiden yang terjadi Rabu (28/5) lalu ini terekam jelas dalam sebuah video yang beredar di media sosial, memperlihatkan asap hitam membumbung tinggi dari lokasi kejadian. Khaled al-Shaief, direktur bandara Sanaa, menyebut pesawat tersebut sebagai satu-satunya pesawat operasional Yaman yang tersisa.
Akibat serangan ini, puluhan jemaah haji terpaksa membatalkan perjalanan suci mereka. Yemenia Airways sendiri telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Pihak Israel, melalui Menteri Pertahanan Israel Katz, membenarkan serangan tersebut, mengklaim menargetkan "target teroris" Houthi di bandara. Pernyataan ini muncul sehari setelah kelompok Houthi meluncurkan dua proyektil ke Israel.

Serangan ini terjadi di tengah situasi politik Yaman yang sudah rapuh. Bandara Sanaa sendiri baru saja kembali beroperasi secara terbatas setelah serangan besar Israel sebelumnya yang menghancurkan enam pesawat. Konflik antara Houthi dan Israel telah berlangsung sejak November 2023, memicu intervensi militer dari negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Walaupun AS baru-baru ini mencapai gencatan senjata dengan Houthi, serangan-serangan sporadis masih terus terjadi.
Utusan khusus PBB, Hans Grundberg, menyatakan keprihatinannya atas eskalasi konflik ini, mengingatkan bahwa bentrokan antara Houthi dan Israel semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat memprihatinkan di Yaman. Serangan terhadap pesawat jemaah haji ini pun menuai kecaman internasional, mengingatkan dunia akan dampak konflik yang meluas terhadap warga sipil.