Ramalan Dukun Korea Selatan Soal Pilpres: Akurat atau Hanya Mitos?

Ramalan Dukun Korea Selatan Soal Pilpres: Akurat atau Hanya Mitos?

Internationalmedia.co.id melaporkan antusiasme tinggi warga Korea Selatan dalam pemilihan presiden (Pilpres) yang berlangsung Selasa (3/6) waktu setempat. Tempat Pemungutan Suara (TPS) dipenuhi antrean panjang sejak pagi, mencerminkan harapan besar akan perubahan setelah periode politik yang bergejolak. Pemberhentian mantan Presiden Yoon Suk Yeol dan penetapan darurat militer sebelumnya telah memicu ketidakpastian, sehingga Pilpres ini dianggap sebagai titik balik bagi negara tersebut.

Komisi Pemilu Nasional Korsel (NEC) mencatat sekitar 4,09 juta pemilih (9,2 persen) telah menggunakan hak suaranya tiga jam setelah pemungutan suara dimulai pukul 06.00 waktu setempat. Total 44.391.871 pemilih terdaftar dalam Pilpres kali ini, dengan pemungutan suara berlangsung hingga pukul 20.00 waktu setempat di 14.295 TPS. Angka ini belum termasuk pemilih yang telah menggunakan hak suara mereka dalam pemungutan suara awal yang mencapai lebih dari 15,4 juta orang (34,74 persen), angka tertinggi kedua sejak sistem ini diperkenalkan pada 2014.

Ramalan Dukun Korea Selatan Soal Pilpres: Akurat atau Hanya Mitos?
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Seorang pensiunan guru di Gwangju, Jung Se Yoon (65), menggambarkan Pilpres ini sebagai "titik balik" bagi Korea Selatan. Ia menekankan pentingnya kesempatan ini untuk membawa kemajuan bagi negaranya.

Uniknya, Pilpres Korsel kali ini juga diwarnai dengan ramalan para dukun lokal atau mudang. Salah satu mudang, Yang Su Bong, bahkan mengklaim telah meramalkan kemenangan Lee Jae Myung, capres terdepan dari Partai Demokrat Korsel, bertahun-tahun lalu. Ramalan ini sejalan dengan hasil jajak pendapat yang menempatkan Lee di posisi teratas dengan dukungan 49 persen responden, jauh meninggalkan pesaingnya, Kim Moon Soo dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang meraih 35 persen dukungan.

Yang Su Bong mengaku melihat "aura kepresidenan" pada Lee Jae Myung, meskipun ia menghadapi kritikan dan ancaman atas ramalannya tersebut. Ia menegaskan, "Saya tidak bisa berbohong tentang apa yang saya lihat."

Meskipun Korea Selatan merupakan negara maju, praktik perdukunan masih melekat dalam budaya dan kepercayaan masyarakatnya. Banyak warga masih mencari nasihat mudang untuk berbagai hal, mulai dari asmara hingga keputusan bisnis. Hasil Pilpres dan akurasi ramalan para dukun ini tentu akan menjadi perbincangan menarik. Penghitungan suara akan dimulai setelah pemungutan suara berakhir, dan hasilnya diperkirakan baru akan diketahui pada Rabu (4/6) pagi.

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar