Internationalmedia.co.id melaporkan, rencana Israel untuk menaklukkan Gaza menimbulkan gelombang protes internasional. China, salah satu negara yang bersuara lantang, menyatakan penentangan kerasnya terhadap operasi militer Israel di Gaza. Pernyataan ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, pada Selasa (6/5), menyusul pernyataan militer Israel yang akan melakukan operasi besar-besaran termasuk pemindahan sebagian besar penduduk Gaza.
Lin Jian menekankan keprihatinan mendalam China atas situasi terkini Palestina-Israel. Ia menegaskan penolakan atas aksi militer Israel dan menyerukan semua pihak untuk berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam video yang diunggah di media sosial X, menyatakan serangan baru di Gaza akan menjadi operasi militer intensif untuk melumpuhkan Hamas. Netanyahu menegaskan bahwa operasi ini bukan sekadar serangan kilat, melainkan bertujuan untuk menguasai wilayah tersebut. Ia menambahkan bahwa pemindahan penduduk Gaza dilakukan demi keselamatan mereka.
Informasi yang diperoleh internationalmedia.co.id dari sumber internal Israel mengungkapkan detail mengejutkan. Seorang pejabat Israel mengungkap bahwa kabinet keamanan Israel telah menyetujui perluasan operasi militer, termasuk penaklukan Jalur Gaza dan penguasaan wilayah tersebut. Rencana ini bahkan mencakup pemindahan penduduk Gaza ke selatan. Pejabat keamanan senior lainnya menguatkan informasi ini, menyebut evakuasi besar-besaran penduduk Gaza sebagai komponen utama rencana tersebut. Rencana yang disetujui Senin (5/5) ini muncul di tengah desakan Israel kepada warga Palestina untuk meninggalkan wilayah tersebut. Program pemindahan sukarela disebut akan menjadi bagian dari tujuan operasi militer Israel. Puluhan ribu tentara cadangan Israel telah dipanggil untuk mendukung operasi ini.
