Usulan mengejutkan datang dari Kremlin. Internationalmedia.co.id melaporkan, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengundang Ukraina untuk berunding langsung guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Pertemuan tersebut dijadwalkan pada 15 Mei 2025 di Istanbul, Turki.
Putin, dalam pernyataan resminya Minggu (11/5), menekankan keinginan kuatnya untuk menyelesaikan akar permasalahan konflik, bukan sekadar gencatan senjata sementara. Ia menyatakan, "Kami mengusulkan agar Kyiv melanjutkan negosiasi langsung tanpa prasyarat apa pun." Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pembicaraan akan difasilitasi oleh Presiden Turki, Tayyip Erdogan.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah menimbulkan krisis kemanusiaan yang mengerikan dan memicu konfrontasi internasional yang tajam. Ratusan ribu nyawa melayang, dan hubungan antara Rusia dan Barat tegang hingga mencapai titik terendah sejak Perang Dingin. Putin sendiri mengakui bahwa Rusia telah beberapa kali mengusulkan gencatan senjata, termasuk moratorium serangan ke fasilitas energi dan gencatan senjata selama perayaan Paskah, namun semuanya gagal karena, menurut Putin, Ukraina terus melanggar kesepakatan.
Namun, Putin tampak pesimis. Ia menyindir, "Usulan kami sudah ada di atas meja, keputusan sekarang ada di tangan otoritas Ukraina dan kurator mereka, yang tampaknya dipandu oleh ambisi politik pribadi mereka, dan bukan oleh kepentingan rakyat mereka." Hingga saat ini, belum ada respon resmi dari pihak Ukraina terkait ajakan berunding langsung tersebut. Pernyataan Putin ini menimbulkan pertanyaan besar: akankah Ukraina menerima tawaran tersebut? Dan apakah perundingan langsung ini benar-benar akan menjadi kunci perdamaian?
