Internationalmedia.co.id memberitakan penutupan mendadak dua pos perbatasan Thailand dengan Kamboja untuk turis. Langkah drastis ini diambil Sabtu (7/6) menyusul tewasnya seorang tentara Kamboja dalam baku tembak antar militer kedua negara. Ketegangan di perbatasan memang sudah berlangsung lama, bahkan sejak 2008, menelan korban sedikitnya 28 jiwa.
Angkatan Darat Kerajaan Thailand menyatakan penutupan ini sebagai langkah antisipasi ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan negara. Pernyataan resmi dari otoritas Provinsi Chanthaburi menyebutkan penangguhan sementara akses turis di dua pos pemeriksaan perbatasan. Namun, aktivitas perdagangan dan pergerakan pekerja Kamboja ke Thailand tetap diizinkan.
Insiden pemicu penutupan adalah bentrokan militer 28 Mei lalu di kawasan Segitiga Zamrud, titik temu perbatasan Kamboja, Thailand, dan Laos. Meskipun kedua militer sempat sepakat meredakan ketegangan, Kamboja menolak permintaan penarikan pasukan dari Thailand. Hal ini membuat Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan kekecewaannya.
Lebih lanjut, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengumumkan rencana pengajuan pengaduan ke Mahkamah Internasional (ICJ) terkait sengketa perbatasan. Meskipun ICJ telah memutuskan pada 2013 bahwa wilayah sengketa milik Kamboja, Thailand menolak yurisdiksi ICJ. Sebagai upaya penyelesaian, kedua negara akan menggelar pertemuan Komite Perbatasan Bersama pekan depan. Situasi ini tentu menyisakan tanda tanya besar bagi masa depan pariwisata di kawasan perbatasan tersebut.
