Monday, 06 May 2024

Search

Monday, 06 May 2024

Search

Panglima Minta Warga Rempang Tidak Takut kepada Prajurit TNI

Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono membuka kegiatan Asean Solidarity Exercise In Natuna (ASEX) 01- Natuna di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Selasa 19 September 2023.

JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta masyarakat Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tidak perlu takut terhadap keberadaan prajurit TNI.

Yudo mengatakan, prajurit TNI di Batam diminta oleh pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk memberikan bantuan pengamanan. Yudo meminta masyarakat di Rempang menggunakan prajurit TNI sebagai media komunikasi, menanyakan beberapa hal yang belum dipahami terkait kemelut pengosongan tiga pulau di Batam itu.

“Enggak usah merasa takut, justru gunakan TNI-Polri, satpol PP untuk berkominikasi, tanya lah,” ujar Yudo saat ditemui awak media di Dermaga Batu Ampar, Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/9).

Yudo mengatakan, prajurit TNI yang berjaga di kawasan Rempang tidak dilengkapi dengan senjata. Mereka berasal dari kesatuan Komando Resor Militer (Korem), Komando Armada (Pangarmada), Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal), dan Komando Distrik Militer (Kodim) setempat.

“Kalau ada hal yang mungkin dianggap rawan atau membahayakan ya silakan laporkan di situ,” ujar Yudo.

Menurutnya, prajurit dari kesatuan itu diterjunkan di wilayah Rempang karena diminta oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam. Ia mengatakan, TNI tidak akan menerjunkan prajurit sebagai Bawah Kendali Operasi (BKO) Jika tidak diminta oleh pemerintah daerah (pemda) setempat.

“Kalau tidak ada permintaan ngapain saya harus ke situ, kita tarik semua,” tutur Yudo.

Pada kesempatan tersebut, Yudo juga meminta maaf kepada masyarakat terkait pernyataannya yang menyebut prajurit memiting warga Rempan satu per satu dengan pasukan dalam jumlah yang sama.

Menurut Yudo, “piting” merupakan kebiasaan yang sering dilakukannya ketika masih kecil di desa. Adapun Pusat Penerangan (Puspen) TNI mengklarifikasi pernyataan itu dan menjelaskan bahwa piting berarti memeluk.

“Tapi kalau pengertian masyarakat lain-lain ya pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” kata Yudo.

Sebelumnya, Yudo menyebut TNI bertugas mem-back up polisi dalam proses pengamanan di Pulau Rempang. Namun, ia menjadi sorotan lantaran dalam rekaman video rapat di Mabes TNI Cilangkap, menyampaikan perumpamaan jika terdapat 1.000 warga maka 1.00 prajurit diterjunkan untuk “memiting” warga satu persatu.

“Umpama masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan (prajurit TNI) 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Enggak usah pakai alat, dipiting saja satu-satu,” ujarnya dalam Pengarahan Netralitas Pemilu dan Bimbingan Teknik Tindak Pidana Pemilu 2023 yang disiarkan langsung oleh Mabes TNI, Selasa (12/9).

Terkait hal ini, pihak TNI telah menyampaikan klarifikasi bahwa kata “Piting” itu berarti merangkul. Di sisi lain, Yudo juga telah menyampaikan permintaan maaf jika ucapannya menimbulkan pemahaman yang berbeda di masyarakat. Kondisi sosial di Rempang memanas karena pemerintah meminta warga di 16 desa pada tiga pulau di Batam pindah. Area itu yang luasnya mencakup 16.000 hektar akan digunakan untuk lokasi pabrik kaca dan panel surya.***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media