Internationalmedia.co.id melaporkan sebuah operasi penyelamatan dramatis yang dilakukan oleh otoritas Kolombia. Sebanyak 27 tentara yang disandera di wilayah barat daya negara itu, yang dikuasai gerilyawan dan menjadi pusat budidaya narkoba, berhasil dibebaskan. Namun, peristiwa ini menyisakan teka-teki. Mengapa operasi penyelamatan ini baru terungkap sekarang?
Sumber militer Kolombia, seperti dikutip internationalmedia.co.id dari AFP pada Senin (8/9/2025), mengungkapkan bahwa awalnya 72 tentara disandera di wilayah Cauca. Operasi "ekstraksi" yang dilakukan militer berhasil membebaskan 27 tentara, namun 45 lainnya masih ditahan oleh kelompok gerilya. Militer Kolombia menegaskan tetap berkomitmen untuk mengembalikan seluruh personel yang disandera dan menjaga ketertiban di wilayah tersebut.

Penculikan ini terjadi saat operasi militer tengah berlangsung di San Juan de Micay. Sekitar 600 orang menghalangi pengerahan pasukan, yang menurut militer, bertujuan untuk mengendalikan jalur perdagangan narkoba dan penambangan ilegal. Wilayah Micay sendiri dikenal sebagai pusat perkebunan koka dan dikuasai oleh faksi pemberontak dari pasukan gerilya FARC yang telah bubar, yang dikenal sebagai Staf Umum Pusat.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, yang melancarkan serangan untuk merebut kembali kendali wilayah tersebut pada tahun 2024, mengajak pada upaya perdamaian. Ia mendesak pembebasan para tentara dan mengajak penduduk setempat untuk beralih ke pertanian yang legal. Petro juga menyebutkan kesiapan komisi dialog untuk bernegosiasi.
Pemerintah Kolombia menyatakan bahwa penahanan atau penyanderaan seringkali dilakukan oleh penduduk setempat atas perintah kelompok-kelompok bersenjata di daerah-daerah yang minim kehadiran negara. Insiden serupa pernah terjadi sebelumnya, di mana 57 tentara dibebaskan pada Juni lalu setelah intervensi militer, dan 33 tentara lainnya disandera selama tiga hari di wilayah Amazon pada akhir Agustus.
Meningkatnya kekerasan dari kelompok-kelompok pembangkang yang menolak perjanjian damai 2016 dengan FARC, menunjukkan tantangan besar yang dihadapi Kolombia dalam upaya menciptakan perdamaian dan stabilitas di negara tersebut. Nasib 45 tentara yang masih disandera masih menjadi perhatian utama.

