Internationalmedia.co.id melaporkan kecaman keras Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap rencana Belgia mengakui negara Palestina. Netanyahu menyebut Perdana Menteri Belgia, Bart de Wever, sebagai "pemimpin lemah" yang menurutnya menuruti tuntutan terorisme Islam dengan mengorbankan Israel. Pernyataan tersebut dikeluarkan kantor Netanyahu dan dikutip oleh AFP pada Kamis (4/9/2025). Netanyahu bahkan menuding de Wever "memberi makan buaya teroris sebelum mereka melahap Belgia."
Kecaman ini muncul setelah Belgia mengumumkan rencana pengakuan resmi negara Palestina di Majelis Umum PBB bulan ini. Langkah Belgia mengikuti jejak Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia yang juga berencana melakukan hal serupa. Menteri Luar Negeri Belgia, Maxime Prevot, menyatakan keputusan tersebut didasarkan pada "tragedi kemanusiaan" di Jalur Gaza dan ditegaskan dengan rencana pemberian sanksi tegas terhadap pemerintah Israel. Prevot menyampaikan pernyataan tersebut melalui media sosial X.

Prevot menjelaskan bahwa di tengah kekerasan yang dilakukan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional, Belgia merasa berkewajiban untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah Israel dan Hamas. Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan untuk menghukum rakyat Israel, melainkan untuk memastikan pemerintah Israel menghormati hukum internasional dan kemanusiaan.
Menanggapi meningkatnya negara Barat yang mengakui Palestina, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengusulkan aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat pada Rabu (3/9/2025). Situasi ini semakin memanaskan tensi politik di Timur Tengah.

