Thursday, 02 May 2024

Search

Thursday, 02 May 2024

Search

Mantan  PM Inggris Boris Johnson Mengaku Pernah Diancam Putin dengan Rudal

LONDON (IM) – Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengaku pernah diancam dibunuh oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut Johnson, ancaman itu disampaikan melalui panggilan telepon menjelang invasi Rusia ke Ukraina. Sebelum mendapat ancaman tersebut, Johnson sempat melawat ke Kyiv, Ukraina.

“Saya tidak ingin melukai Anda, tetapi dengan sebuah rudal, hal itu hanya butuh waktu satu menit,” demikian perkataan Putin menurut Johnson, dikutip dari Sky News, (30/1).

Johnson dikenal sebagai pendukung Presiden Ukraina Volodymr Zelenskiy. Dia pernah memperingatkan Putin bahwa tindakan invasi ke Ukraina akan membawa malapetaka. Di samping itu, invasi juga membuat Rusia dijatuhi sanksi yang lebih ketat oleh Barat.

Politikus Partai Konservatif itu juga berkata kepada Putin bahwa eskalasi di Ukraina hanya akan membuat Barat makin mendukung Ukraina. Dia turut menyinggung kemungkinan Ukraina bergaung dengan organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.

“Dia (Putin) berkata, ‘Boris, Anda berkata bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO dalam waktu dekat. Apa maksudanya dalam waktu dekat?’ dan saya berkata, ‘Jadi, Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO dalam waktu dekat. Anda tahu bahwa itu dengan sangat baik’,” kata Johnson.   

“Dia seperti mengancam saya dan berkata, ‘Boris, saya tidak ingin melukaimu, tetapi dengan sebuah rudal, hal itu hanya akan membuntuhkan satu menit’, atau sesuatu seperti itu,” kata dia.

Awal bulan ini Johnson mengadakan kunjungan ke Ukraina secara tiba-tiba. Dia mengaku mendapat “privilese” lantaran diundang oleh Zelenskiy. Johnson dan Zelenskiy dikenal bersahabat baik.

Kantor PM Inggris mengindikasikan bahwa PM saat ini, Rishi Sunak, mendukung kunjungan Johnson ke negara bekas Uni Soviet itu. Sebelumnya, Sunak mengklaim bahwa kunjungan itu bisa mengganggu kewenangannya dalam kebijakan luar negeri.

Johnson terlihat mengunjungi Kota Borodianka di dekat Kyiv. Kota itu rusak parah akibat invasi Rusia.

Dia berujar, “Penderitaan warga Ukraina sudah berlangsung terlalu lama.”

“Bagi Ukraina, satu-satunya cara untuk mengakhiri perang ialah dengan memenangkannya, dengan memenangkannya secepat mungkin. Inilah saatnya untuk menggandakan dan memberikan seluruh peralatan yang diperlukan warga Ukraina untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.”

Seorang juru bicara Johnson mengatakan mantan PM itu mendukung penuh kebijakan Inggris untuk mengirim tank Challenger 2 ke Ukraina.

Johnson menyebut dirinya sebagai sekutu penting Ukraina ketika dia masih menjadi PM. Dia memberikan bantuan serta meminta Barat untuk mengikuti jejaknya.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media