Sekitar dini hari, baku tembak terjadi di dekat Kedutaan Besar Israel di Amman, mengakibatkan tiga petugas penegak hukum mengalami luka-luka.
Kantor Berita Yordania (Petra) melaporkan pada Minggu bahwa seorang pria bersenjata, yang diduga sebagai tersangka, tewas ditembak.
“Insiden itu terjadi ketika tersangka melepaskan tembakan ke patroli polisi dan berusaha melarikan diri dari tempat kejadian,” ungkap mengutip Direktorat Keamanan Publik Yordania.
Penyerang bersenjata tewas setelah terlibat baku tembak dengan petugas.
Tembakan keras menggema di area tersebut, sementara video yang beredar di media sosial menunjukkan banyak kendaraan layanan darurat berada di lokasi kejadian.
Serangan tersebut menyebabkan tiga anggota penegak hukum terluka. Mereka kini dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang dilaporkan sedang.
Sejak Oktober 2023, Amman menjadi saksi sejumlah aksi protes pro-Palestina terkait perang Israel-Hamas yang berlangsung di Gaza. Dengan populasi Yordania yang mencapai 11,5 juta jiwa, sebagian besar di antaranya adalah warga Palestina, banyak dari mereka memiliki keterkaitan dengan wilayah Tepi Barat di Sungai Yordan yang berdekatan. Berdasarkan data UNRWA, terdapat sekitar 2,39 juta pengungsi Palestina terdaftar yang tinggal di Yordania.
Duta Besar Israel untuk Amman meninggalkan Yordania pada awal perang Gaza karena alasan keamanan, menyusul serangan mematikan Hamas terhadap wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023. Sebelumnya, pada November tahun lalu, Yordania memanggil pulang duta besarnya sebagai bentuk protes terhadap cara Yerusalem Barat menangani konflik di wilayah Gaza yang terkepung.
Layanan penasihat perjalanan Dewan Keamanan Nasional Israel menetapkan Yordania sebagai wilayah dengan tingkat ancaman tertinggi bagi warga Israel, mengutip potensi ancaman teroris sebagai alasan utamanya.
“Perjalanan ke negara ini tidak diizinkan. Mereka yang sudah berada di sana harus segera meninggalkan tempat itu,” demikian pernyataan situs web pemerintah.