Saturday, 27 April 2024

Search

Saturday, 27 April 2024

Search

Ketua OJK Sebut Stabilitas Jasa Keuangan Nasional Terjaga Baik

JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga baik yang didukung oleh permodalan kuat, likuiditas memadai, profil risiko terjaga, sehingga diharapkan mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

“Indikator perekonomian secara global menunjukkan moderasi atau perlambatan pertumbuhan di beberapa negara, khususnya di negara-negara Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong inflasi turun mendekati target inflasi, sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Desember 2023 yang diadakan secara virtual, Jakarta, Selasa (9/1).

Di Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan akan menurunkan kebijakan suku bunga sebesar 75 basis points (bps) di tahun 2024 dengan pasar menilai ekonomi AS masih cukup resilien dan diperkirakan takkan mengalami resesi.

Namun demikian, pasar juga mencermati perkembangan geopolitik ke depan seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah imbas dari konflik antara Palestina yang melawan pendudukan Israel, serta penyelenggaraan pemilihan umum (pemilihan umum) yang mencakup 50 persen populasi dunia, termasuk di AS, Uni Eropa, India, Taiwan dan Indonesia.

Secara umum, sentimen keuangan di pasar global cenderung positif pada Desember 2023. Hal ini didukung ekspektasi penurunan suku bunga Federal Funds Rate dan narasi soft landing di AS, sehingga mendorong kembali aliran dana masuk ke emerging markets dan penguatan pasar keuangan global, termasuk Indonesia.

Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun. Di domestik, leading indicators seperti perekonomian nasional positif, di antaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang surplus dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang masih ekspansif.

“Tingkat inflasi juga terjaga rendah di level 2,61 persen yoy (year on year) dibandingkan pada November 2023 sebesar 2,28 persen. Namun begitu, masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, dan melandainya pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor,” ungkap Mahendra.

Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2024 akan melanjutkan tren positif, yang ditopang oleh permintaan konsumen yang kuat.

“Kita melihat rencana bisnis bank (RBB) di tahun 2024-2026, kredit itu masih diperkirakan melanjutkan tren yang positif. Kalau kita baca dari RBB itu mungkin di tahun 2024 ini kita juga akan tetap prediksi kredit kita pada angka double digit,” kata Dian.***

Vitus DP

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media