Internationalmedia.co.id – Seorang pria asal Iran, Omid Sarlak, ditemukan tewas secara misterius setelah mengunggah foto dirinya tengah membakar gambar Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. Insiden ini memicu kontroversi dan spekulasi luas di tengah masyarakat Iran.
Dilansir dari AFP, Selasa (4/11/2025), Omid Sarlak, yang berasal dari provinsi Lorestan, Iran barat, mengunggah gambar kontroversial tersebut di Instagram beberapa jam sebelum ditemukan tewas pada akhir pekan lalu. Media oposisi yang berbasis di luar Iran melaporkan bahwa Sarlak membakar foto Khamenei di kawasan hutan.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip pernyataan kepala polisi Aligudarz, Ali Asadollahi, yang menyebutkan bahwa Sarlak ditemukan tewas di dalam mobilnya akibat bunuh diri menggunakan pistol yang ditemukan di dekatnya. Namun, klaim ini dibantah oleh keluarga dan pendukung Sarlak.
Saat pemakaman Sarlak pada Senin (3/11), puluhan pelayat meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah seperti "mereka membunuhnya!" dan "matilah Khamenei". Rekaman media sosial yang disiarkan oleh media oposisi seperti Iran International dan Radio Farda menunjukkan suasana duka yang bercampur amarah.
Dalam video yang diunggahnya, Sarlak menyertakan rekaman suara Shah Mohammad Reza Pahlavi yang digulingkan, yang menunjukkan simpatinya terhadap monarki Iran yang digulingkan oleh revolusi Islam tahun 1979. Putra Shah yang digulingkan, Reza Pahlavi, mengecam tindakan penindasan Republik Islam dan menyebut Sarlak sebagai pahlawan kebebasan Iran.
Kantor berita Iran, Tasnim, membantah klaim media anti-revolusi yang menyebutkan bahwa Sarlak dituntut atas pernyataan kritisnya dan dibunuh secara mencurigakan. Mereka menegaskan bahwa tidak ada kasus yang melibatkan Sarlak dan ia bunuh diri dengan tembakan di kepala.
Ayah Sarlak terlihat menangis dalam video yang diunggah di media sosial oleh media oposisi Iran dan mengatakan "mereka membunuh anakku". Saat diwawancarai televisi pemerintah setempat, dia mendesak orang-orang untuk tidak mempercayai apa yang mereka lihat di media sosial.
Para aktivis mengatakan bahwa pihak berwenang meningkatkan tindakan keras mereka setelah protes nasional mengguncang negara itu tiga tahun lalu dan perang 12 hari antara Israel dan Iran pada bulan Juni. Pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Iran, Mai Sato, mencatat lonjakan eksekusi dan penangkapan massal para aktivis.

