Internationalmedia.co.id melaporkan, Korea Utara kembali berhasil meluncurkan kapal perang baru setelah insiden memalukan dua minggu lalu yang membuat Kim Jong Un geram. Kegagalan peluncuran sebelumnya, yang menyebabkan kapal terbalik, menimbulka kritik keras dari pemimpin Korut.
Menurut laporan BBC, kapal perusak seberat 5.000 ton itu telah diluncurkan kembali pada Kamis (5/6). Kantor berita pemerintah KCNA menyatakan kapal tersebut kini sudah sandar di dermaga. Peluncuran ulang ini dilakukan menjelang pertemuan partai yang berkuasa bulan ini, dan diharapkan kapal tersebut dapat sepenuhnya beroperasi sebelum acara tersebut.

Insiden sebelumnya yang disaksikan langsung oleh Kim Jong Un, disebutnya sebagai "tindakan kriminal" yang merusak martabat negara. Kim bahkan menyebutnya sebagai hasil dari "kecurapan mutlak, tidak bertanggung jawab, dan empirisme yang tidak ilmiah". Akibatnya, sedikitnya empat pejabat, termasuk Ri Hyong-son, wakil direktur Departemen Industri Amunisi Partai Pekerja, ditangkap. Ri, yang juga bagian dari Komisi Militer Pusat, bertanggung jawab atas pengembangan dan kebijakan militer Korut. Hukuman yang akan dijatuhkan belum diketahui, namun mengingat rekam jejak Korut, hukuman kerja paksa atau bahkan hukuman mati mungkin akan dijatuhkan.
Proses pemulihan kapal, menurut peneliti dari 38 North, dilakukan secara manual. Citra satelit menunjukkan para pekerja menarik tali tambat dan menggunakan balon untuk mengembalikan keseimbangan kapal.
Sebelumnya, kegagalan peluncuran kapal perang di Chongjin pada 21 Mei lalu mengakibatkan kerusakan pada bagian dasar kapal. KCNA menyalahkan "komando yang tidak berpengalaman dan kecerobohan operasional". Selain Ri Hyong-son, tiga pejabat lainnya— kepala teknisi galangan kapal, kepala konstruksi, dan seorang manajer administrasi—juga ditahan atas perintah Kim Jong Un.